Temuan Flu Babi di Pulau Bulan Batam, Ini Beberapa Fakta Singapura Menghentikan Impor Babi dari Sana

Temuan Flu Babi di Pulau Bulan Batam, Ini Beberapa Fakta Singapura Menghentikan Impor Babi dari Sana

Hasil labor di Bukittinggi menyatakan babi di Pulau Bulan Batam positif terkena flu babi afrika (internet)

Batam, Batamnews - Pemerintah Singapura menghentikan impor babi dari Pulau Bulan, Batam setelah ditemukan kasus flu babi (African Swine Fever/ASF) pada hewan ternak di pulau tersebut.

Berikut adalah fakta-fakta terkait:

Baca juga: Kakak Beradik Asal Batam Selamat dari Perang Saudara Sudan, Berbagi Kisah Mengerikan

1. Babi Asal Batam Terinfeksi Flu Babi Afrika

Hasil uji dari Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), menunjukkan bahwa babi yang berasal dari Pulau Bulan terkonfirmasi positif mengidap flu babi

Uji lanjutan oleh Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi memastikan bahwa ini adalah kasus African Swine Fever (ASF), bukan Classical Swine Fever (CSF) atau Hog Cholera. Namun, analisis genetik lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui hubungan virus dengan strain yang ada.

Banyak babi di Pulau Bulan mengalami kematian, meskipun gejala yang muncul mengarah pada CSF. Ini menjadi alasan Singapura melarang masuknya babi dari Pulau Bulan sejak 23 April 2023. Durasi penghentian ini belum ditentukan.

Baca juga: Jembatan Kayu Gadang Penghubung Lubuk Alung - Sikabu Ambruk di Padang Pariaman, Bupati Suhatribur Lakukan Langkah Tindak Lanjut

2. Upaya Kementan RI

Sebagai langkah lanjutan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Barantan, dan Singapore Food Agency (SFA) telah melakukan pertemuan di Kantor PT ITS pada 28 April 2023. Karantina Pertanian Tanjung Pinang telah melakukan pengujian ASF terhadap ternak babi yang akan melintasi wilayah tersebut. Tindakan karantina hewan juga diperketat, sementara pendampingan dalam hal pembuangan, disinfeksi, dan biosekuriti telah dilakukan oleh Kementan.

Adanya langkah-langkah karantina yang lebih ketat, serta pendampingan dalam hal pembuangan, disinfeksi, dan biosekuriti telah dilakukan oleh Kementan.

Kementan juga telah mengusulkan pendirian sub-kompartemen bebas ASF di Pulau Bulan yang telah disetujui oleh pihak Singapura. Hal ini membuka peluang untuk kembali mengekspor ternak babi ke Singapura di masa depan, dengan catatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Baca juga: Warga Kampung Melayu Batam Temukan Limbah B3 dalam Karung, Meningkatkan Kekhawatiran akan Pencemaran Lingkungan

3. Singapura Bantah Siap Impor Daging Babi

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah, menyatakan bahwa Singapura siap membuka kembali impor daging babi dari Indonesia. Namun, impor tersebut hanya akan dilakukan dalam bentuk karkas atau daging utuh yang berasal dari Pulau Bulan. Nasrullah melihat bahwa syarat ini justru memberikan peluang yang masih terbuka bagi Indonesia untuk menjaga ekspor daging babi ke Singapura.

Namun hal ini dibantah pihak Singapura. Menurut SFA, sampai saat ini mereka belum ada memutuskan soal impor daging babi atau karkas babi dari Pulau Bulan Batam.

Baca juga: SFA Menepis Klaim "Tidak Akurat" Indonesia tentang Singapura Siap Impor Karkas Babi

4. Penyebab Singapura Menghentikan Impor Babi dari Batam

Keputusan Singapura untuk menghentikan impor babi dari Batam berawal dari temuan kasus babi mati terinfeksi flu babi Afrika pada 20 April 2023. 

SFA menemukan bahwa babi-babi tersebut terkontaminasi oleh babi hidup yang berasal dari Pulau Bulan, Batam. Sebagai langkah pencegahan, SFA segera menghentikan impor daging babi dan melakukan investigasi lebih lanjut terkait penyebaran virus.

Baca juga: Tragedi Bus Pariwisata Terjun ke Sungai di Guci Tegal: Kecelakaan Mengerikan saat Parkir

SFA juga bekerja sama dengan RPH untuk membersihkan area pemotongan babi dan lingkungannya. Langkah-langkah keamanan bioseluler di RPH juga dijaga. Tindakan ini dilakukan untuk mengendalikan penyebaran virus ASF dan menjaga kebersihan serta keamanan lingkungan.

Dengan adanya langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dan Singapura, diharapkan penyebaran virus flu babi dapat dikendalikan, dan kerja sama antara kedua negara dalam mengatasi masalah ini terus berlanjut.

(DEN)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews