Foto Scan Otak Orang Kecanduan Pornografi Ternyata Hanya Hoaks

Foto Scan Otak Orang Kecanduan Pornografi Ternyata Hanya Hoaks

Foto: ConquerSeries.com

Jakarta - Sebuah foto yang viral di media sosial dan diklaim sebagai scan otak orang yang kecanduan pornografi selama ini ternyata tidak benar.

Foto tersebut hanyalah karangan orang yang menggunakan teknologi single-photon emission computed tomography (SPECT) yang dimodifikasi dengan warna dan diberi narasi menakutkan.

SPECT sendiri adalah tes pencitraan yang dapat memberikan gambaran saat darah mengalir ke jaringan dan organ. Scan ini dapat digunakan untuk mendiagnosis kejang, stroke, fraktur stres, infeksi, hingga tumor di tulang belakang.

Melansir Medium, Jumat (5/5/2023), gambar yang viral itu diduga diambil dari studi SPECT oleh Daniel Amen, seorang psikiater dan ahli di bidang neurosains. Namun, foto yang asli tidak memiliki warna, sehingga warna yang terlihat dalam foto yang beredar kemungkinan besar adalah hasil editan.

Selain itu, Amen sendiri tidak pernah menggunakan SPECT untuk mempelajari kecanduan pornografi.

Dalam foto yang viral itu, dinarasikan ada tiga bentuk otak, yaitu otak orang normal, otak orang pemakai heroin, dan otak orang yang mengonsumsi pornografi. Namun, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa scan otak tersebut benar-benar diambil dari orang yang kecanduan pornografi.

Selain itu, foto tersebut disalahgunakan oleh situs Conquer Series sebagai 'bukti' bahaya kecanduan pornografi. Situs tersebut menjual program yang diklaim bisa membantu intervensi untuk terlepas dari jerat pornografi dengan metodenya sendiri.

Conquer Series mengklaim bahwa kecanduan pornografi dapat menyebabkan kerusakan otak dan berdampak negatif pada kehidupan sosial dan hubungan interpersonal.

Secara singkat, foto scan otak yang viral sebagai bukti kecanduan pornografi sebenarnya hanyalah karangan orang dan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Klaim Conquer Series mengenai bahaya kecanduan pornografi perlu dipertanyakan dan diuji kebenarannya melalui penelitian ilmiah yang lebih mendalam.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews