Liverpool - Pemilik Liverpool, John Henry, membantah raksasa Liga Inggris itu akan dijual meski klub kini tengah mencari investasi baru.

Fenway Sports Group (FSG) mengatakan November lalu bahwa pihaknya "mempertimbangkan pemegang saham baru jika demi kepentingan terbaik Liverpool sebagai sebuah klub."

Hal itu memicu spekulasi bahwa juara Inggris 19 kali itu berada di pasar dengan rival Manchester United.

"Saya tahu ada banyak pembicaraan dan perbincangan tentang LFC (Liverpool Football Club), tapi saya tetap berpegang pada fakta," kata Henry, dilansir AFP, Selasa (21/2/2023).

"Kami hanya melakukan proses yang berkelanjutan. Apakah kami akan tinggal di Inggris selamanya? Tidak. Apakah kami akan menjual LFC? Tidak. Apakah kami berbicara dengan investor tentang LFC? Ya.

"Apakah sesuatu akan terjadi di sana? Saya percaya juga, tapi itu tidak akan menjadi penjualan. Apakah kita menjual sesuatu dalam 20 tahun lebih terakhir?

FSG - yang juga memiliki raksasa bisbol Boston Red Sox - membayar 300 juta Pounds atau sekira Rp 5,4 triliun untuk membeli Liverpool 13 tahun lalu, setelah sesama warga Amerika Tom Hicks dan George Gillett meninggalkan klub.

Di bawah kepemilikan mereka, Liverpool telah berada di puncak Liga Premier dan Eropa - memenangkan Liga Champions 2019 dan mengangkat mahkota Liga Premier pertama klub selama 30 tahun pada tahun 2020.

Forbes sekarang menilai Liverpool sekitar US$4,45 miliar (Rp 67 triliun lebih). Namun, FSG dikritik oleh fans karena minimnya investasi dalam pembelian pemain baru musim ini.

Liverpool duduk di urutan kedelapan di Liga Premier, 19 poin di belakang pemimpin Arsenal, dan telah tersingkir dari kedua kompetisi piala domestik.

Meski mengalami penurunan performa, manajer Jurgen Klopp secara terbuka mendukung pemilik klub.

"Kami di sini dalam posisi yang baik. Saya tahu kedengarannya aneh karena kami tidak memainkan sepakbola terbaik kami, tetapi secara umum kami berada di tangan yang baik," kata Klopp bulan lalu.