Kisah Siswi SMK Korban Bullying di Batam, Pindah Sekolah hingga ke Psikiater

Kisah Siswi SMK Korban Bullying di Batam, Pindah Sekolah hingga ke Psikiater

ilustrasi.

Batam, Batamnews - SI (16) terpaksa harus pindah sekolah. Orangtua mengaku anaknya menjadi korban bullying di SMK Satu Bangsa Harmoni Batam yang berada di wilayah Bengkong, Batam, Kepulauan Riau.

 

Peristiwa yang dialaminya sudah berlangsung sejak lama. Tak hanya oleh hanya teman satu sekolah, melainkan oknum guru pun ikut melakukannya.

Kepada Batamnews, Indra orang tua SI menceritakan hal yang dialami oleh anak perempuannya. Ia mengatakan bahwa SI menerima Bully-an itu sejak duduk di bangku kelas X SMK. Namun hal tersebut terus-terusan ia alami hingga saat ini kelas XI SMK.

Baca juga: Kasus Bullying Tewaskan Bocah SD di Tasikmalaya Naik ke Penyidikan

"Awalnya itu sejak masuk sekolah, anak saya bercerita ia selalu dibully sama kawan-kawan satu kelasnya," ujar Indra, Minggu (8/1/2023).

Menurut Indra, memuncaknya peristiwa tersebut kembali dialami waktu beberapa bulan terakhir. Saat itu anaknya izin kepada pihak sekolah karena sedang ada acara dengan keluarga.

Saat itu, pihak sekolah pun memberikan izin, namun walikelasnya membuat sebuah konten lelucon yang memperlihatkan dirinya sedang mengisi sebuah absensi. Nama IS pun dibuat alfa tanpa keterangan.

Baca juga: Bullying dan Hate Speech di Zaman Modern

"Gurunya buat konten sedang isi absensi murid, di-upload di YouTube, jadi dia buat nama anak saya ini alfa tanpa keterangan hal tersebut dikarenakan murid-murid lain yang meminta anak saya untuk dibuat alfa," kata dia.

"Video konten YouTube tersebut viral dan diduga kuat membuat oknum guru tersebut bermasalah dan dikeluarkan dari sekolah oleh pihak yayasan," tambahnya.

Akibat peristiwa tersebut, Indra mengatakan bahwa anaknya kembali dibully dan kerap dijadikan bahan bahwa ialah penyebab oknum guru tersebut dikeluarkan dari sekolah. Bahkan perudungan tersebut juga dilakukan oleh oknum-oknum guru lainnya yang mengatakan bahwa IS sebagai penyebab oknum wali kelasnya dikeluarkan dari sekolah.

 

Sementara, tak terima anaknya diperlakukan seperti itu, Indra pun memutuskan untuk membawa sang anak pindah ke sekolah lain. Selain itu IS juga dibawa ke psikiater untuk memulihkan trauma yang ia alami.

"Saya sudah melapor ke kepala sekolah, namun tak ada respon, lebih baik saya memilih memindahkan anak saya ke sekolah lain dari pada terus-terusan mengalami hal seperti ini," terangnya.

Indra juga mengatakan bahwa kasus perudungan tersebut akan ia bawa ke jalur hukum. Ia tak terima sang anak dilakukan dengan hal seperti itu, selain itu juga ia berharap tak ada murid lainnya yang menjadi korban di kemudian hari.

Tanggapan SMK Satu Bangsa Harmoni Batam

Soal dugaan bullying yang terjadi di SMK Satu Bangsa Harmoni Batam, Kepulauan Riau, pihak sekolah enggan untuk berkomentar.

Kepala sekolah SMK Satu Bangsa Harmoni Batam, Wahyuni Mangunsong menyebut, jika permasalahan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan. Lebih jauh, ia tak mau banyak komentar.

"Sudah (bertemu orang tua siswa) kemarin. Intinya masalah udah selesai. Kalaupun ini salah di guru, ya, sudahlah. Kita saling memaafkan aja," katanya, Minggu (8/1/2023).
 
Terpisah, Ketua Yayasan Harmoni, Darmoyo, malah membantah adanya dugaan perundingan di lingkup SMK Satu Bangsa Harmoni Batam itu.

Namun demikian, ia menyebut jika siswa yang bersangkutan sudah tak lagi sekolah di tempat mereka. "Siswa itu udah pindah. Sudah selesai masalahnya. Sekarang tak ada masalah lagi," ujarnya.

(rez/jun)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews