Kasus Bullying Tewaskan Bocah SD di Tasikmalaya Naik ke Penyidikan

Kasus Bullying Tewaskan Bocah SD di Tasikmalaya Naik ke Penyidikan

ilustrasi

Tasikmalaya - Polisi meningkatkan status menjadi penyidikan terhadap kasus perundungan yang terjadi di Tasikmalaya hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo menyebut ada tiga orang anak di bawah umur yang menjadi terduga pelaku.

"Untuk Tasikmalaya sekarang kasusnya sudah naik dalam penyidikan, nah penyidikan ini didasari oleh gelar perkara yang dilaksanakan di mana di dalamnya ditemukan adanya kondisi bully," kata dia, Senin (25/7/2022).

Kemudian, terkait dengan perlakuan kepada terduga karena juga masih anak-anak, maka akan digunakan sistem peradilan anak, sesuai dengan UU Nomor 11 Tahun 2012.

Pihak kepolisian sudah melaksanakan koordinasi dengan sejumlah instansi seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Tasikmalaya sehingga mekanisme sistem peradilannya tetap berjalan baik.

"Sementara ini, kita dapat ada tiga orang (terduga pelaku) dan semuanya masih kategori anak semua. Untuk prosesnya sendiri, kita akan gunakan Undang-Undang Perlindungan Anak terkait pasal yang diterapkan tapi memang pada saat sekarang memang belum dilakukan gelar perkara untuk menentukan tersangkanya," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya meninggal dunia setelah depresi dan tidak mau makan minum. Dia diketahui mengalami depresi setelah dipaksa menyetubuhi seekor kucing sambil direkam oleh teman-temannya.

T (39) ibu kandung korban, menyebut bahwa korban adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia mengatakan bahwa meski anaknya masih berstatus pelajar SD, namun rupanya kerap mendapatkan perundungan berupa kekerasan fisik dari teman-temannya. Puncaknya, sekitar sepekan sebelum meninggal, video korban diduga menyebar di media sosial.

"Sebelumnya memang anak saya mengaku sempat dipukuli dan dipaksa menyetubuhi kucing dan dilihat oleh teman-temannya sambil direkam menggunakan HP. Anak saya jadi malu, depresi, tidak makan, minum, banyak melamun. Anak saya juga tidak mau keluar rumah dan merasa sakit di bagian kepala karena sempat dipukuli," kata T kepada wartawan, Kamis (21/7/2022).

Sampai kemudian, diungkapkan T, korban mengeluhkan sakit tenggorokan dan oleh keluarga dibawa ke rumah sakit. Namun saat masih dalam proses perawatan, korban yang masih berusia 11 tahun itu diketahui meninggal dunia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews