Korlantas Usulkan Bea Balik Nama Kendaraan Bekas dan Pajak Progresif Dihapus, Ini Alasannya

Korlantas Usulkan Bea Balik Nama Kendaraan Bekas dan Pajak Progresif Dihapus, Ini Alasannya

Ilustrasi.

Jakarta - Korlantas Polri mengusulkan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB 2) atau bea balik nama kendaraan bekas dan pajak progresif dihapuskan.

Direktur Registrasi dan Identifikasi (Regident) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus mengungkapkan alasan usulan tersebut.

Menurutnya, penghapusan BBNKB 2 dan pajak progresif membuat masyarakat tertib membayar pajak kendaraan.

"Kami usulkan agar balik nama ini dihilangkan. Kenapa dihilangkan? Biar masyarakat ini mau semua bayar pajak," kata Yusri dalam keterangannya seperti dikutip Humas Polri.

Yusri mengungkapkan berdasarkan data yang diperolehnya, salah satu alasan banyak orang tidak membayar pajak kendaraan bermotor karena pembeli kendaraan bekas tidak mengganti identitas kepemilikan nama kendaraan. 

Baca: Pemutihan Pajak Kendaraan di Kepri Mulai Hari Ini, Ayo Manfaatkan!

Sebab, ada bea balik nama kendaraan yang harus dibayar dan biayanya dinilai mahal. Karenanya, Pemda juga kehilangan pendapatan.

Sementara untuk usulan penghapusan pajak progresif, Yusri menyebut banyak pemilik kendaraan asli memakai nama orang lain untuk data kendarannya. Mereka menggunakan nama orang lain untuk menghindari pajak progresif.

Permintaan penghapusan Pajak Progresif dan BBN 2 juga disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Agus Fatoni. 

Ia menyampaikan, pemerintah daerah (pemda) dapat menghapus Pajak Progresif Kendaraan Bermotor dan BBN 2. Sebab, kewenangan untuk melakukan penghapusan tersebut merupakan kewenangan provinsi.

"Sebagaimana amanah UU No.1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD), sudah mengatur penghapusan BBN 2. Pemerintah provinsi dapat segera melakukan pembebasan ini karena pemerintah provinsi mempunyai kewenangan untuk memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak," katanya.

Baca: Begini Cara Bayar Pajak Kendaraan Online Lewat SIGNAL

Fatoni berharap penghapusan pajak progresif akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Apalagi, banyak pemilik kendaraan yang memakai data orang lain agar tidak terkena pajak progresif.

"Karena masyarakat yang mempunyai kendaraan lebih dari satu biasanya cenderung tidak mendaftarkan kepemilikan tersebut atas namanya, tapi menggunakan nama/ KTP orang lain (untuk menghindari pajak progresif) sehingga pemda tidak mendapatkan hasil dari pajak progresif tersebut. Selain itu, data regident kendaraan bermotor juga menjadi tidak akurat sehingga berpengaruh terhadap pendataan jumlah potensi data kendaraan bermotor," kata Fatoni.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews