Kabar Jadi Pandemi, WHO Umumkan Status Terkini Cacar Monyet

Kabar Jadi Pandemi, WHO Umumkan Status Terkini Cacar Monyet

WHO umumkan status terkini cacar monyet. (Foto: Getty Images/diegograndi)

Batam - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan pertemuan tertutup bersama ahli terkait perkembangan status cacar monyet Kamis lalu (23/6/2022).

 

Pertemuan tersebut membahas kemungkinan apakah status cacar monyet bakal berkembang menjadi Public Health Emergency International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global seperti COVID-19.

Dalam laporan terbaru, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menetapkan status cacar monyet saat ini belum dinyatakan PHEIC.

Meski begitu, Tedros juga berpesan agar pemerintah di seluruh dunia meningkatkan pengawasan, pelacakan kontak, pengujian dan untuk memastikan bahwa orang yang berisiko tinggi memiliki akses ke vaksin dan perawatan antivirus.

"Setidaknya 3.000 kasus cacar monyet di lebih dari 50 negara telah diidentifikasi sejak awal Mei," menurut data WHO, dikutip dari CNBC.

WHO membentuk komite darurat untuk menentukan tingkat ancaman cacar monyet yang kini dihadapi komunitas internasional. Mereka ditugaskan untuk mempertimbangkan status PHEIC dalam kasus cacar monyet. Sejauh ini, hanya COVID-19 dan polio yang dinilai menjadi darurat kesehatan masyarakat internasional oleh WHO.

Meski WHO tidak mengaktifkan tingkat siaga tertinggi yakni PHEIC, Tedros menyebut wabah itu memicu kekhawatiran serius lantaran cepat di negara-negara yang biasanya tidak menemukan kasus cacar monyet.

Secara historis, cacar monyet telah menyebar pada tingkat rendah di bagian terpencil Afrika Barat dan Tengah. Dalam wabah saat ini, 84 persen kasus yang dilaporkan di seluruh dunia berada di Eropa, disebut sangat tidak biasa.

"Apa yang membuat wabah saat ini sangat mengkhawatirkan adalah penyebaran yang cepat dan terus berlanjut ke negara dan wilayah baru dan risiko penularan lebih lanjut dan berkelanjutan ke populasi yang rentan termasuk orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan, wanita hamil dan anak-anak," kata Tedros dalam siaran persnya, Sabtu.

Cacar monyet seperti diketahui, menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi seperti pakaian hingga seprai yang digunakan bersama. Virus dapat menyebar melalui tetesan pernapasan jika orang yang terinfeksi memiliki luka di tenggorokan atau mulutnya.

Monkeypox berada dalam keluarga virus yang sama dengan cacar, tetapi memiliki gejala yang lebih ringan. Kebanyakan orang sembuh dalam dua sampai empat minggu tanpa perawatan medis khusus.

Cacar monyet banyak dilaporkan pada kasus pria gay dan biseksual, diduga penularan terjadi saat berhubungan seks dengan pasangan baru atau banyak pasangan, menurut WHO. Dari 468 pasien cacar monyet, 99 persen di antaranya adalah pria.

"Sebagian besar dari mereka diidentifikasi sebagai pria yang berhubungan seks dengan pria dan memiliki usia rata-rata 37 tahun," demikian penjelasan WHO.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews