Strategi Singapura Perangi Pencemaran Laut

Strategi Singapura Perangi Pencemaran Laut

Pembersihan sampah di lau Singapura. (Foto: MSE via Channel News Asia)

Singapura - Pemerintah Singapura meluncurkan strategi aksi nasional untuk memerangi tantangan global sampah laut yang terus meningkat.

Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan (MSE) Singapura menegaskan sampah laut adalah tantangan global yang berkembang yang membutuhkan tindakan kolektif dan komprehensif. 

"Ini bisa datang dari banyak sumber dan merupakan masalah lintas batas karena sampah dipindahkan melintasi lautan oleh angin dan pasang surut yang ada,” kata MSE dilansir Channel News Asia, Senin (6/6/2022).

Strategi Aksi Nasional untuk Sampah Laut (NASML) menguraikan enam area fokus strategis yang disesuaikan dengan konteks lokal Singapura.

Hal ini menunjukkan komitmen Singapura untuk menangani sampah laut di dalam negeri dan internasional, tambah MSE.

Area fokus ini meliputi pengurangan sumber sampah berbasis darat dan laut, pendekatan ekonomi sirkular serta penelitian dan pengembangan.

NASML juga akan menjaga dan memperkuat penjangkauan dan keterlibatan pemangku kepentingan, di samping keterlibatan dan kolaborasi internasional.

Strategi aksi tersebut diumumkan oleh Menteri Negara Kelestarian dan Lingkungan Hidup, Desmond Tan saat bersih-bersih pantai di Pantai Tanah Merah pada Minggu (5/6/2022) kemarin.

Pembersihan ini diselenggarakan oleh perusahaan sosial Stridy and Seastainable, bersamaan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Menurut data National Environment Agency (NEA), sekitar 4.009 ton flotsam dikumpulkan dari 10 pantai dan kawasan pesisir di Singapura pada tahun 2021.

Jumlah tersebut naik dari 3.490 ton yang terkumpul pada 2020 dan 3.640 ton pada 2019.

Flotsam didefinisikan sebagai benda terapung dengan ukuran yang wajar, termasuk tetapi tidak terbatas pada batang pohon, botol plastik, daun, bangkai, drum, ponton apung, dan ikan mati, kata MSE.

Sebagian besar flotsam di perairan Singapura terbawa arus, pasang surut, dan angin.

"NASML adalah langkah pertama untuk meresmikan "tindakan kita sebagai bangsa untuk mengatasi sampah laut", kata MSE.

MSE menambahkan bahwa mereka mengembangkan NASML dalam konsultasi erat dengan pemangku kepentingan utama seperti akademisi, perwakilan dari Institut Pendidikan Tinggi, organisasi dasar, anggota masyarakat, dan lembaga pemerintah terkait.

Diskusi membahas kekuatan dan kesenjangan dalam pendekatan Singapura saat ini untuk mengatasi sampah laut, serta bagaimana individu, organisasi, dan sektor publik dapat berkolaborasi dan berkontribusi untuk memperbaiki situasi.

Karena plastik merupakan komponen utama sampah laut, MSE menambahkan bahwa upaya untuk mengatasi sampah laut juga akan "berkontribusi terhadap upaya global untuk mengatasi polusi plastik".


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews