Singapura - Paket ayam dengan harga lebih dari 70 dolar Singapura atau sekira Rp 736 ribu memicu kontroversi di media sosial negara tersebut.

Hal itu memaksa jaringan supermarket NTUC Fairprice untuk menjelaskan kebenarannya.

Perusahaan menjelaskan bahwa paket dengan label harga 72,27 dolar Singapura untuk berat 3,2 kilogram (kg) yang dikemas pada 31 Mei sebenarnya berisi dua ekor ayam.

"Kami mengetahui bahwa gambar yang dibagikan berisi label harga 'SB Whole Chicken' yang ditempelkan pada kemasan merek Swiss Butchery.

"Produk ini dihargai 22,50 dolar Singapura atau sekira Rp 235 ribu per kilogram dan label produk menunjukkan berat produk lebih dari tiga kg, sedangkan ada dua ayam yang dikemas, ditimbang, dan diberi label yang sama," katanya dikutip Utusan Malaysia dari Mediacorp.

NTUC berharap klarifikasi tersebut akan menepis kesalahpahaman yang muncul akibat penularan gambar tersebut.

Harga ayam naik 0,5 dolar Singapura per kilogram ketika Malaysia mengumumkan larangan ekspor.

Sebelumnya, warga Singapura diminta tidak melakukan panic buying karena pasokan ayam beku Singapura cukup.

Menteri Stabilitas dan Lingkungan Hidup Desmond Tan mengatakan kebiasaan membeli ayam lebih banyak dari yang dibutuhkan bisa menimbulkan isu kelangkaan pasokan.

Menurut Tan, sebanyak 70 persen ayam impor Singapura merupakan jenis ayam beku yang dipesan dari berbagai negara.

Dia mengatakan pemerintah juga berupaya melakukan diversifikasi sumber pemasok makanan setiap tahun, selain dari Thailand, Australia, Selandia Baru, Brasil, dan Amerika Serikat.