Penduduk Desa Ini Terpaksa Jual Ginjal Demi untuk Makan dan Bayar Hutang

Penduduk Desa Ini Terpaksa Jual Ginjal Demi untuk Makan dan Bayar Hutang

Ilustrasi Jual Ginjal (Foto: Mardiah)

Herat, Batamnews - Praktik menjual ginjal menjadi hal yang tidak terelakkan di Desa Shenshayba Bazaar yang terletak di dekat Kota Herat, Afghanistan. Hal ini dilakukan warga setempat akibat dilingkup kemiskinan.

Karena praktik tersebut, desa itu dijuluki sebagai 'desa satu ginjal'. Penduduknya mau tak mau harus melanjutkan hidup dengan hanya mengandalkan satu organ ginjal yang seharusnya ada sepasang itu.

Situasi ekonomi di Afghanistan saat ini memang buruk. Apalagi sejak Taliban berkuasa tahun lalu, di mana aset-aset diambil secara brutal.

Baca juga: Setelah Jantung, Ahli Bedah AS Sukses Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia

Lebih dari 24 juta orang atau 59 persen dari populasi berisiko kelaparan dan setengah juta orang kehilangan pekerjaan. Sumbangan asing juga dilarang masuk ke sana.

Dilansir dari AFP, Rabu (16/3/2022) situasi itu menyebabkan masyarakat bertindak nekat. Uang yang didapatkan dari hasil menjual ginjal di pasar gelap ini digunakan untuk membayar utang dan membeli makanan.

"Saya tidak mau, tapi saya tidak punya pilihan. Saya melakukannya untuk anak-anak saya," kata seorang ayah berusia 32 tahun bernama Nooruddin.

Sayangnya, setelah dilakukan operasi pengangkatan salah satu ginjalnya, Nooruddin tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Di Afghanistan sendiri tidak ada fasilitas kesehatan yang khusus menangani orang-orang seperti Nooruddin.

 

"Saya menyesal sekarang, saya tidak bisa lagi bekerja, saya kesakitan dan saya tidak bisa mengangkat sesuatu yang berat," ujarnya.

Bila kita berpikir bahwa menjual dan membeli organ tubuh manusia adalah ilegal di banyak negara, itu tidak berlaku di Afghanistan. Negara itu tidak mengatur praktik ini. Selama orang yang diambil ginjalnya setuju secara tertulis, dokter akan melaksanakannya.

Setelah salah satu ginjal diambil, sebenarnya tidak ada yang tahu secara pasti ke mana organ itu dijual. Para dokter tidak pernah menyelidiki masalah ini karena menurut mereka, itu bukan tugasnya.

Baca juga: Viral Gagal Ginjal Gegara Jarang Minum, Wanita di Jateng Harus Rutin Cuci Darah

Kendati demikian, catatan menunjukkan bahwa ratusan operasi pengangkatan ginjal telah dilakukan di Herat dalam beberapa tahun terakhir. Prosedur ini akan meningkat ketika masalah ekonomi memburuk.

"Saya menjual ginjal saya seharga 250.000 Afghani (sekitar Rp 41,2 juta). Saya harus melakukannya. Suami saya tidak bekerja, kami punya hutang," kata seorang wanita bernama Aziza.

Aziza mengatakan, ia harus membiayai hidupnya bersama 3 orang anak. Anak-anak Aziza juga sering berkeliaran di jalan untuk meminta-minta.

"Jika saya tidak menjual ginjal saya, saya akan dipaksa menjual putri saya yang berusia 1 tahun," kata dia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews