Rusia Kerahkan Pasukan Serang Kharkiv, Kota Terbesar Kedua di Ukraina

Rusia Kerahkan Pasukan Serang Kharkiv, Kota Terbesar Kedua di Ukraina

Ilustrasi.(Foto: Freepik)

Kiev - Pasukan Ukraina bentrok dengan pasukan Rusia yang dilaporkan memasuki Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, selain menyerang beberapa infrastruktur minyak dan gas.

Gubernur wilayah Kharkiv, By Sinegubov, mengatakan sejumlah kendaraan ringan militer Rusia telah melewati pertahanan dan memasuki pusat Kharkiv.

"Namun tentara Ukraina menghancurkan musuh, kami meminta masyarakat untuk tidak meninggalkan rumah, melainkan mencari perlindungan," katanya.

Video yang diposting oleh penasihat Menteri Dalam Negeri dan Layanan Komunikasi Khusus serta Perlindungan Informasi Ukraina, Anton Herashchenko, menunjukkan pergerakan beberapa kendaraan militer ringan Rusia.

Pada saat yang sama, tentara Rusia juga menyerang infrastruktur minyak dan gas, memicu ledakan besar.

Beberapa rudal Rusia dilaporkan menemukan target mereka termasuk serangan yang menyebabkan terminal minyak terbakar di Vasylkiv, barat daya Kiev, kata walikota di sana.

Kelompok separatis yang didukung Rusia di wilayah timur Lugansk mengatakan rudal Ukraina meledakkan terminal minyak di kota Rovenky.

Sementara itu, tentara Ukraina terus mencegah pasukan Rusia maju ke ibukota Kiev, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Saksi mata Reuters di Kiev melaporkan ledakan dan tembakan sesekali terdengar di kota, tetapi tidak jelas dari mana asalnya.

"Kami selamat dan berhasil mengusir serangan musuh. Pertempuran masih berlangsung," kata Zelensky dalam pesan video dari jalan-jalan Kiev yang diposting di media sosialnya.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan militer Ukraina sejauh ini telah memberikan 'perlawanan yang sangat sengit' terhadap serangan udara, darat dan laut Rusia, yang menyebabkan ratusan ribu orang Ukraina melarikan diri ke barat.

“Kami tahu bahwa (tentara Rusia) tidak mencapai kesuksesan yang mereka inginkan terutama di utara.

“Mereka kecewa dengan apa yang mereka lihat sebagai perlawanan yang sangat kuat,” katanya.

Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, tentara Rusia menderita korban dan beberapa tentaranya ditangkap oleh tentara Ukraina.

"Mereka mengalami tantangan logistik dan perlawanan kuat dari Ukraina," katanya dalam sebuah pernyataan.

Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan operasi militer khusus Kamis lalu, mengabaikan peringatan Barat, dengan klaim bahwa penguasa 'neo-Nazi' Ukraina mengancam keamanan Rusia, tetapi menyangkal Kyiv dan Barat.

Baru-baru ini, AS dan sekutu Eropanya mengatakan mereka akan menjatuhkan lebih banyak sanksi pada bank sentral Rusia untuk membatasi kemampuannya dalam mendukung mata uang Rusia, rubel, dan mendanai upaya perang Putin.

Keputusan tersebut, yang digambarkan oleh menteri keuangan Prancis sebagai 'senjata nuklir keuangan', dapat mengakibatkan kerusakan besar pada ekonomi Rusia serta memberikan pukulan serius bagi perdagangan negara itu.

Ukraina, negara demokrasi dengan 44 juta penduduk, memperoleh kemerdekaan dari Moskow pada tahun 1991 setelah jatuhnya Uni Soviet.

Sekarang, mereka ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE), tetapi sangat ditentang oleh Rusia sehingga bersedia berperang. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews