Ancaman dari Varian 'Siluman' Covid Bernama BA.2 

Ancaman dari Varian

ilustrasi

Batam, Batamnews - Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai varian BA.2 yang masih termasuk keluarga Omicron juga perlu diwaspadai. 

Menurutnya, subvarian Omicron BA.2 terlihat mulai meningkat jumlahnya di beberapa negara termasuk wilayah tetangga Tanah Air seperti Indonesia dan Australia.

Baca juga: Kasus Corona di Batam Terus Melonjak, Ternyata Ada Omicron

"Nah kemudian bicara dari potensi kekhawatiran BA.2, ada beberapa data yang cukup harus membuat kita waspada. Beberapa laporan menyebutkan BA.2 menimbulkan gejala keparahan di paru, pneumonia, dibanding BA.1 menurut laporan di Denmark dan negara lain," terangnya, Kamis (27/1/2022) via detikom.

Ia lantas menekankan, untuk selalu menilai risiko penyebaran dari skenario terburuk saat menghadapi pandemi. 

Dicky kemudian menyoroti riset di Denmark yang menunjukkan BA.2 Omicron ini menular lebih cepat ketimbang BA.1 dan diyakini tidak bisa dideteksi oleh tes PCR S Gene Target Failure (SGTF).

"Kemudian sejauh ini kita harus pahami juga bahwa dunia masih melihat, mengamati ini kalau di Inggris sudah dimasukkan dalam VuI karena kemampuan dia nggak mudah dideteksi, makanya disebut stealth atau siluman. Artinya orang bisa tiba-tiba masuk ke negara lain, membawa varian ini kalau pembatasannya tidak ketat," lanjut Dicky.

Meski begitu, sejauh ini, data menunjukkan varian Omicron yang perlu dikhawatirkan adalah BA.1 yang paling banyak mendominasi dunia.

Baca juga: Paling Lama Dibanding Varian Lain, Omicron Bisa Bertahan 21 Jam di Permukaan Kulit 

Meski bergejala ringan di sebagian orang yang sudah divaksinasi lengkap, bagi kelompok rawan infeksi Omicron bisa sama berbahaya seperti varian lain.

Melihat pada laporan data di Eropa yang memiliki surveilans ketat, memang ada potensi varian tersebut jumlahnya terus bertambah.

"Oleh karena itulah ya saya sebetulnya yang termasuk khawatir. Namun, saya sekarang lebih khawatir pada BA.1 dulu karena jelas data-data yang ada menunjukkan varian lebih menular," pungkas dia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews