Jenazah Pria Korban Kapal TKI Tenggelam Ditemukan di Perairan Singapura

Jenazah Pria Korban Kapal TKI Tenggelam Ditemukan di Perairan Singapura

Ilustrasi.

Johor - Jenazah pria Indonesia diduga korban kapal pengangkut imigran gelap yang tenggelam di Teluk Ramunia, Johor, Malaysia ditemukan di perairan Singapura.

Direktur Maritim Negara Bagian Johor, Laksamana Maritim Pertama Nurul Hizam Zakaria mengatakan, Johor Bahru Maritime Rescue Sub Centre (MRSC) diberitahu oleh otoritas Singapura tentang penemuan mayat di posisi lima mil laut barat daya Pangkalan Angkatan Laut Changi, Singapura pada Minggu (23/1/2022) siang.

Mayat yang ditemukan diyakini hanyut 17,7 mil laut dari lokasi kapal terbalik. Berdasarkan dokumen identifikasi yang ditemukan di tubuh korban diyakini telah meninggal lebih dari dua hari.

"Korban warga negara Indonesia berusia 39 tahun itu diduga satu dari tiga korban lainnya yang hilang dalam peristiwa tenggelamnya kapal pada siang hari itu," katanya dikutip dari Utusan Malaysia, Senin (24/1/2022).

Dikatakannya, Op Carilamat yang memasuki hari keempat terus melakukan pencarian terhadap dua korban tersisa yang diyakini hilang dengan sektor pencarian di laut seluas 54 mil laut persegi.

Proses pencarian dalam radius 20 kilometer melibatkan 76 petugas dari Badan Penegakan Maritim Malaysia, Polisi Kerajaan Malaysia, Angkatan Laut Kerajaan Malaysia, Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Malaysia, Angkatan Pertahanan Sipil Malaysia dan komunitas maritim.

Sebelumnya, media melaporkan lima orang tewas sementara tiga orang diduga hilang setelah sebuah kapal yang mengangkut 27 penumpang diyakini imigran gelap Indonesia tenggelam di perairan Teluk Ramunia pada pukul 4.50 pagi, Kamis pekan lalu.

Seluruh imigran gelap tersebut diyakini dalam perjalanan dari Tanjung Tondang di Pulau Bintan, Indonesia menggunakan perahu kayu sepanjang 45 kaki dan diduga telah mendarat di kawasan sekitar perairan Teluk Ramunia sebelum terdeteksi oleh pihak berwenang.

Kapal yang menggunakan tiga mesin bertenaga 600 tenaga kuda itu diduga tenggelam akibat kondisi cuaca dan kemungkinan karena menggunakan kecepatan maksimal.

Seluruh 19 korban yang berhasil diselamatkan oleh Angkatan Laut Malaysia dibawa ke Pos Tanjung Sepang untuk penyelidikan lebih lanjut, sedangkan lima jenazah dibawa ke Rumah Sakit Kota Tinggi (HKT) untuk diautopsi.

Peristiwa itu merupakan upaya ketiga yang melibatkan imigran gelap yang mencoba memasuki perairan negara itu melalui jaur ilegal dan yang kedua melibatkan penenggelaman kapal dalam dua bulan terakhir.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews