Bukan Pfizer, Ini Vaksin yang Diklaim Kuat Lawan Omicron

Bukan Pfizer, Ini Vaksin yang Diklaim Kuat Lawan Omicron

Ilustrasi

Jakarta, Batamnews - Tingkat antibodi penetral Omicron pada vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V, lebih kuat dibanding vaksin buatan Amerika Serikat (AS), Pfizer. Hal ini didapat dari sebuah studi yang dilakukan gabungan oleh Rusia-Italia, didanai Rusia.

Dilansir Reuters, studi ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Institut Spallanzani di Italia dan juga perancang vaksin Sputnik V, Institut Gamaleya Moskow. Peneliti melakukan observasi dari penerima kedua vaksin yang diambil tiga hingga enam bulan setelah mereka melalui dosis kedua.

Penelitian itu menunjukkan bahwa antibodi penetral spesifik Omicron terdeteksi dalam serum darah dari 74,2% orang yang divaksinasi dengan Sputnik V dan pada 56,9% dari mereka yang divaksinasi dengan Pfizer/BioNtech.

"Hari ini kebutuhan vaksinasi booster ketiga sudah jelas," kata studi pendahuluan yang diterbitkan pada 19 Januari itu.

Baca juga: Pasien Omicron di RI Bisa Isolasi Mandiri, Tapi Ada Syaratnya

Hal ini sendiri melengkapi penelitian awal yang sebelumnya dibuat oleh Gamaleya yang sedang mengembangkan teori mengenai booster. Penelitian awal mereka menunjukkan vaksin booster Sputnik V memberikan respons antibodi yang lebih kuat terhadap Omicron daripada dua dosis saja.

"Kemitraan dari platform yang berbeda adalah kuncinya ... meningkatkan dengan Sputnik Light akan membantu memperkuat kemanjuran vaksin lain sehubungan dengan tantangan gabungan Delta dan Omicron," kata kepala lembaga pendanaan Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev dalam sebuah pernyataan.

Omicron telah mendorong angka kasus Covid-19 ke rekor tertinggi di beberapa bagian Eropa Barat dan Amerika Serikat. Tetapi varian itu baru sekarang mulai menyerang Rusia, di mana infeksi baru harian nasional melonjak.

Rusia sejauh ini secara resmi mencatat lebih dari 1.600 kasus varian itu dan telah memobilisasi sistem kesehatannya untuk mengatasi peningkatan kasus. Meski begitu, pihak berwenang mengatakan mereka berpotensi menemukan lebih banyak kasus yang terkait dengan Omicron.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews