Kenapa Jaringan 5G Bahayakan Penerbangan? 

Kenapa Jaringan 5G Bahayakan Penerbangan? 

ilustrasi.

Jakarta, Batamnews - Presiden maskapai Emirates, Tim Clark mengatakan bahwa penerapan layanan 5G di Amerika Serikat (AS) dapat memberikan beberapa potensi masalah pada sejumlah penerbangan. Menurutnya penerapan infrastruktur 5G di AS merupakan kesalahan terbesar yang pernah ia saksikan dalam kariernya.

Saat ini penerapan infrastruktur 5G di AS sedikit banyak telah mempengaruhi sejumlah instrumen pesawat, yang mungkin dapat membahayakan penerbangan. Saat ini maskapai Emirates telah mengubah atau membatalkan penerbangan ke AS di tengah ketidakpastian potensi gangguan antara layanan ponsel 5G.

Baca juga: Permintaan Smartphone 5G Meningkat, Samsung Rilis Galaxy M52 5G

Tidak hanya Emirates, sejumlah maskapai lain juga mengalami kendala serupa akibat buruknya penerapan layanan 5G di AS. Bahkan para maskapai juga ikut mengubah atau membatalkan penerbangan menuju dan di dalam AS.

"Sejauh itu akan membahayakan keselamatan pengoperasian pesawat kami dan hampir setiap operator 777 lainnya ke dan dari Amerika Serikat dan di dalam Amerika Serikat," kata Tim Clark dikutip dari CNN, Kamis (20/1/2022).

Meskipun ada jaminan dari regulator telekomunikasi federal dan operator nirkabel, namun regulator transportasi AS tetap merasa khawatir bahwa 5G dapat mengganggu beberapa instrumen pesawat.

Baca juga: Samsung Perkenalkan Galaxy Note 20 Ultra 5G di Indonesia

Secara khusus, Administrasi Penerbangan Federal AS (Federal Aviation Administration/FAA) khawatir infrastruktur antena seluler 5G di dekat beberapa bandara dapat mengaburkan perangkat pesawat yang dirancang untuk memberi tahu pilot ketinggian mereka. Sistem tersebut, yang dikenal sebagai altimeter radar, digunakan selama penerbangan dan dianggap sebagai peralatan penting.

Bahkan dikarenakan adanya gangguan dari antena 5G ini, pada bulan Desember lalu FAA telah mengeluarkan perintah mendesak yang melarang pilot menggunakan altimeter yang berpotensi terkena dampak 5G di sekitar bandara. Padahal alat ini sangat dibutuhkan oleh pilot saat kondisi visibilitas di bandara rendah.

 

Pilot Terganggu

Aturan baru itu dapat mencegah pesawat mencapai beberapa bandara dalam keadaan tertentu, karena pilot tidak dapat mendarat tanpa menggunakan sejumlah instrumen yang terganggu akibat kuatnya pancaran signal 5G di sekitar antena.

"Kami menyadari masalah 5G. Oke. Kami sadar bahwa semua orang mencoba meluncurkan 5G karena ini adalah masa depan yang sangat keren dari apa pun itu komunikasi dan aliran informasi. Kami tidak menyadari bahwa kekuatan antena di Amerika Serikat telah dua kali lipat dibandingkan dengan apa yang terjadi di tempat lain," jelas Clark.

Kami tidak menyadari bahwa antena itu sendiri telah ditempatkan pada posisi vertikal daripada posisi sedikit miring, yang kemudian secara bersama-sama membahayakan tidak hanya sistem radio altimeter tetapi juga penerbangan sistem kontrol pesawat terbang dengan kabel," tambahnya lagi.

Melihat kondisi ini, perusahaan telekomunikasi AT&T dan Verizon keduanya mengumumkan pada Selasa (18/1) kemarin bahwa mereka akan menunda pengaktifan 5G di beberapa menara di sekitar bandara tertentu. Selanjutnya mereka akan melakukan peluncuran teknologi nirkabel di dekat bandara-bandara utama dan telah dijadwalkan pada Rabu (19/1) kemarin.

"Kami frustrasi dengan ketidakmampuan FAA untuk melakukan apa yang telah dilakukan hampir 40 negara, yaitu menyebarkan teknologi 5G dengan aman tanpa mengganggu layanan penerbangan, dan kami mendesaknya untuk melakukannya tepat waktu," kata juru bicara AT&T, Megan Ketterer.

Di sisi lain, pemerintahan Biden juga menyambut baik penundaan pengaktifan 5G di sekitar bandara yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi ini. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya permasalahan penerapan infrastruktur 5G di sekitar bandara.

"perjanjian itu (penundaan pengaktifan 5G di sekitar bandara) akan menghindari gangguan yang berpotensi menghancurkan perjalanan penumpang, operasi kargo, dan pemulihan ekonomi kami, sementara memungkinkan lebih dari 90% penyebaran menara nirkabel terjadi sesuai jadwal," katanya dalam sebuah pernyataan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews