Naik Vespa dari Sragen dan Tiba di Batam, Ini yang Akan Dilakukan Dua Pemuda Nekat Ini

Naik Vespa dari Sragen dan Tiba di Batam, Ini yang Akan Dilakukan Dua Pemuda Nekat Ini

Dua pemuda yang mencoba naik vespa dari Sragen ke Batam untuk mencari kerja. (Foto: Jimmy)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Dua pemuda Diki (25) alias Irik serta Ari (22) benar-benar seorang “pejuang”. Ia nekat berkeliling Indonesia sekaligus menjadi pemulung barang-barang bekas.

Mereka merakit kendaraan vespa sedemikian rupa dan meletakkan barang-barang bekas di tempat yang ia rakit.

Mereka berdua meninggalkan kampung halamannya dari Sragen, Jawa Tengah. Mereka menuju Sabah, Aceh hingga tiba di Pulau Batam, Provinsi Kepri.

Mereka berbekal seadanya dan berharap dengan begitu bisa mengubah hidup.

Dalam pengakuannya kedua pemuda tersebut, perjalanan mereka berangkat tanggal 5 Agustus 2015 lalu dan akhirnya tiba di Batam.

Selama didalam perjalanan kedua pemuda tersebut, harus rela tidur di jalan dan untuk disaat mandi mereka menumpang di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).

”Kami berdua mau mencoba mengadu nasib ke Batam dengan seperti ini dan resiko saat kami hadapi harus siap kapanpun,“ ujar Diki anak kedua kepada batamnews.co.id saat ditemui di jalan Batu Besar Nongsa pada Jumat (6/11/2015).

Diki menuturkan, kepergian untuk mengeliling nusantara sebenarnya sudah lama tersimpan.

“Dan untuk saat inilah kami berdua sekarang bisa mewujudkan keinginan kami dengan berjuang keras menjadi pemulung hanya dengan niat untuk bisa mengubah nasib kami,” ujar dia.

Masih kata Diki, di kampungnya sulit mendapat pekerjaan dan niatnya untuk datang menjalani kehidupan di Batam berencana selama dua tahun mengadu nasib.

“Orangtua juga sudah setuju dan mengizinkan,” kata dia.

Menurut Diki, kendaraan tersebut kerap menarik perhatian orang. “Kendaraannya juga kami pakai buat cari nafkah,” ujarnya.

Tak jarang justru orang iba melihat kondisi mereka tersebut dan memberi sumbangan.

”Dan didalam selama perjalanannya, mungkin mereka melihat keadaan kami dan iba, seringkali mereka memberikan kami uang sebaga buat nambah nambah dijalan dan jumlahnya tidak tentu kadang dapat Rp 50.000 hingga Rp 100.000,” lanjut Diki.

”Ya penting kami niat kami adalah kerja, apapun yang kami jalani hanya sebuah perjuangan buat merubah nasib dan kami tidak mau dikasihani,” tambah Diki.

[jim]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews