Penjual Burger Gerobak di Batam Kini Bisa Raup Rp 700 Ribu per-Hari

Penjual Burger Gerobak di Batam Kini Bisa Raup Rp 700 Ribu per-Hari

Abdurrahman, salah seorang penjual burger gerobak di Kota Batam. (Foto: Arjuna/Batamnews)

Batam, Batamnews - Sebulan belakangan, pandemi Covid-19 di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mulai melandai. Sejumlah penjual jajanan pun merasakan dampak positifnya.

Seperti yang dialami oleh Abdurrahman, seorang penjual burger gerobak di wilayah Bengkong Cahaya Garden, Batam. Ia mengaku bisa meraup lebih dari Rp 500 ribu per harinya.

"Dari hasil jualan burger bisa mencapai 700 ribu per hari," kata dia kepada Batamnews, Rabu (20/10/2021).

Pendapatannya memang tak pasti. Dalam artian tak setiap hari meraup keuntungan sebesar itu. Namun geliat usaha lebih baik ketimbang awal-awal pandemi melanda.

Dikatakannya, hasil dari usaha yang digeluti memang tak dapat diperkirakan. Sehari bisa dapat paling sedikit Rp 200 ribu. Paling banyak bisa capai lebih dari Rp 700 ribu.

"Tapi kalau lagi hujan gini saya pesimis. Ini saja baru dapat sekitar Rp 80 ribuan," kata pria berusia 49 tahun itu.

Abdurrahman mengaku, wilayah yang ia tempati saat ini dikenakan sewa. Besarannya Rp 300 ribu per bulan.

"Yang minta sewa itu salah satu pemilik kawasan Cahaya Garden ini. Saya padahal cuma numpang gerobak di tepi jalan aja. Tapi ya, sudahlah. Saya pun tak mempermasalahkannya," ujarnya.

Tarif sewa yang dikenakan menurutnya memang tak begitu besar. Sepadan dengan ia hasilkan. Dagangannya pun sejauh ini terjual sesuai harapan.

"Saya tak masalah. Yang penting dagangan laku. Kita jualan pun harga terjangkau, lah. Mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu doang," kata Abdurrahman.

Abdurrahman berjualan burger sudah hampir setahun. Ia buka setiap hari, mulai pukul 08.00-17.30 WIB.

Berhenti Jualan Gorengan saat Pandemi

Sebelum usaha burger, Abdurrahman lebih dulu jualan gorengan. Ia mengaku berjualan sudah belasan tahun lalu.

Karena pandemi Covid-19 melanda, di awal 2020 lalu ia memutuskan untuk berhenti berjualan gorengan. Sebab pendapatannya tak sepadan dengan pengeluaran.

"Barang pokok mahal. Minyak goreng mahal. Kita untung jualan gorengan cuma sedikit. Tambah lagi karena Corona, makanya saya setop jual gorengan," katanya.

Sebelum Covid-19, dia mengaku berjualan gorengan memang jadi tumpuan perekonomian keluarganya. Walaupun penghasilannya tak sebesar yang ia dapat saat jualan burger saat ini.

"Kalau ingat kisah lama kadang saya sedih juga, bang. Ya, begitulah, cuma cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi, Alhamdulillah, sejak jualan burger ini lebih mendingan ketimbang dulu," ujarnya.

Dia pun berharap, pandemi bisa cepat berlalu. Agar aktivitas masyarakat dan perekonomian bisa pulih kembali.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews