Puluhan Triliun Uang Gamers Indonesia Pergi ke Luar Negeri

Puluhan Triliun Uang Gamers Indonesia Pergi ke Luar Negeri

ilustrasi.

Batam, Batamnews - Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI) Cipto Adiguno mengatakan industri game saat ini merupakan salah satu industri entertainment digital terbesar di dunia. Terbukti, pasar game Indonesia menempati urutan 16 di dunia. 

Dengan pasar yang besar ini, setiap tahun masyarakat menghabiskan hingga Rp 25 sampai 30 triliun untuk game.

Baca juga: ESI Kepri Seleksi Pemain Game Online Sambut Pra PON XX di Papua

"Pertumbuhannya salah satu yang paling cepat di 2020, diperkirakan naiknya 32 persen," kata Cipto dalam kegiatan yang disiarkan di kanal YouTube Kemenparekraf.

Cipto mengatakan ada beberapa hal yang memacu perrtumbuhan game di Indonesia, yakni penetrasi internet yang lebih baik, harga handphone yang lebih murah, dan pembatasan akibat pandemi membuat game menjadi hiburan yang mudah didapatkan di tahun 2020.

Dukungan pemerintah membuat industri game Indonesia tumbuh pesat dengan compound annual growth rate 51 persen dari tahun 2018 sampai 2019.

"Ini pertumbuhan yang luar biasa bahkan dibanding market yang tumbuhnya cukup besar. Di 2020 diperkirakan menghasilkan 8,64 juta dolar tapi sayangnya itu cuma setengah persen dari market kita," katanya.

AGI memperkirakan, hingga 2025 Indonesia masih akan menjadi pasar. Menurut Cipto, sebagian besar game di Indonesia masih menghasilkan uang yang 'pergi ke luar negeri.'

Baca juga: Anak Top Up Game Online, Dokter Ini Terpaksa Jual Mobil untuk Bayar Tagihan

"Kalau dilihat tahun 2020 kemarin berarti 99,5 persen dari 25 triliun itu pergi ke luar negeri," lanjut Cipto.

Cipto pun mengungkapkan, AGI sudah bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk mencari cara agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga bisa menghasilkan produk yang kompetitif. 

Cipto mencontohkan, Polandia merupakan salah satu negara yang sukses dalam mengembangkan industri game-nya.

 

Cipto mengatakan, meski Indonesia sudah memiliki game-game yang sukses, angkanya masih di kisaran USD 1 sampai 3 juta.

"Kesuksesan ini pun tidak terjadi setiap tahun dari perusahaan yang sama. Jadi dalam konteks dunia, kita sebagian besar masih di tier 4. Jadi masih jauh dari kompetitor kita di luar sana," ujarnya.

"Namun bisa dilihat positifnya, masih banyak ruang untuk tumbuh. Karena di mana pun kita berada, kita bisa langsung menarget dunia," imbuh Cipto.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews