Imigran Terlantar di Depan Kantor Wali Kota

Sabtu dan Minggu, Para Imigran Ini Harus Menahan Lapar

Sabtu dan Minggu, Para Imigran Ini Harus Menahan Lapar

Salah satu imigran yang membawa bayinya yang badannya habis digigit nyamuk. (foto: iskandar)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Nasib menyedihkan dialami sebanyak 18 orang imigran asal Sudan, Irak dan Somalia yang  terlantar di Taman Aspirasi Batam Centre, Batam, Kepri. Imigran yang lari dari negaranya akibat perang berkepanjangan itu, tidur di taman tanpa alas dan atap.

Parahnya lagi, pada hari Sabtu dan Minggu mereka harus menahan lapar karena tidak ada perkantoran yang buka. Sementara pada Senin hingga Jumat sesekali mereka diantar makanan oleh pegawai Pengadilan Negeri Batam dan DPRD Batam, kalau tidak ada mereka terpaksa meminta-minta pada perkantoran terdekat.

Sebanyak 18 orang imigran tersebut terdiri dari 4 keluarga, dan 5 orang di antaranya anak-anak yang masih usia balita. Mereka masuk ke Batam sejak tanggal 29 September 2015 melalui Jakarta dan Malaysia.

Selain itu, ada dua orang yang sedang hamil, satu orang sedang hamil tua umur 8 bulan dan satu lagi hamil 4 bulan. Dan ada seorang bayi yang masih berusia satu tahun.

Imigran tersebut tidak satupun yang memiliki paspor. Mereka lari dari negaranya karena ingin mencari suaka. Karena mereka menganggap tidak mungkin lagi untuk bertahan hidup di negara mereka sendiri akibat konflik berkepanjangan.

"Sejak bisa keluar dari negara sendiri, kami tidak membayangkan akan tiba dimana," ujar Ahmad salah seorang imigran asal Irak, saat di tanya melalui seorang penerjemah bahasa arab, Robi Kurniawan, Senin (19/10/2015) sore. Robi adalah guru bahasa Arab di Sekolah Hang Tuah, Bengkong.
 
Seorang imigran yang bernama Ahmad mengatakan, sebelum tiba di Jakarta, mereka terlebih dahulu menuju Arab Saudi. Mereka di ke Jakarta dibantu oleh International Organization for Migration (IOM).

Saat ini sebagian dari mereka sudah mulai ada yang sakit, ada yang mengeluh nyeri pada kaki, karena mereka tidur hanya beralaskan kain seadanya. Mereka berharap dibantu untuk bisa di suatu tempat di Batam. "Anak-anak dan bayi sudah merah kulitnya digigit nyamuk," kata Robi.

(isk)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews