Imigran Terlantar di Depan Kantor Wali Kota

Duh, Wanita Hamil Tua dan Bayi Tidur di Taman Tanpa Alas dan Atap

Duh, Wanita Hamil Tua dan Bayi Tidur di Taman Tanpa Alas dan Atap

Salah satu imigran yang membawa bayinya yang badannya habis digigit nyamuk. (foto: iskandar)


BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sebanyak 18 orang imigran asal Sudan, Irak dan Somalia terlantar di Taman Aspirasi Batam Centre, Batam, Kepri. Ada dua orang yang sedang hamil, satu orang sedang hamil tua umur 8 bulan dan satu orang hamil 4 bulan.

Selain itu, ada seorang bayi yang berumur baru satu tahun. Kondisi si bayi sudah memprihatinkan, karena muka dan badannya bengkak memerah akibat digigit nyamuk.

Sebanyak 18 orang imigran tersebut terdiri dari 4 keluarga, dan 5 orang di antaranya anak-anak yang masih usia balita. Mereka masuk ke Batam sejak tanggal 29 September 2015 melalui Jakarta dan Malaysia.

Imigran tersebut lari dari negaranya karena ingin mencari suaka. Karena mereka menganggap tidak mungkin lagi untuk bertahan hidup di negara mereka sendiri akibat konflik perang dan berkepanjangan.

"Sejak bisa keluar dari negara sendiri, kami tidak membayangkan akan tiba dimana," ujar Ahmad salah seorang imigran asal Irak, saat di tanya melalui seorang penerjemah bahasa arab, Robi Kurniawan, Senin (19/10/2015).

Seorang imigran yang bernama Ahmad mengatakan, sebelum tiba di Jakarta, mereka terlebih dahulu menuju Arab Saudi. Mereka ke Jakarta dibantu oleh International Organization for Migration (IOM), kata Ahmad melalui Robi Kurniawan.

Saat ini mereka bertahan hidup hanya mengharap belas kasihan orang. Sesekali mereka diberi makan oleh pegawai Pengadilan Negeri Batam dan DPRD Kota Batam.

Mirisnya, sebanyak 18 orang imigran tersebut terlantar dikelilingi oleh kantor pemerintahan Kota Batam. Mereka terlantar di taman aspirasi di depan Kantor Wali Kota Batam, Kantor Imigrasi, DPRD, BP Batam dan Kejaksaan Negeri Batam. Selain itu, mereka dekat salah satu mal terbesar di Batam.

Mereka hanya diberi makan oleh beberapa pegawai yang prihatin. Sejak 21 hari mereka tidur tanpa beralaskan kasur dan hanya berlindung di pohon jamur buatan yang berada di dalam taman.

"Anak-anak tiap malam nangis karena tidak tahan digigit nyamuk," ujar Ahmad sambil memperlihatkan wajah anaknya yang memerah akibat gigitan nyamuk.

Saat ditanya keinginan mereka, Ahmad sebagai perwakilan mengatakan, mereka hanya ingin diperhatikan oleh Pemerintah Kota Batam. Mereka hanya ingin tempat tinggal karena mengingat anak-anak yang masih kecil, pungkas Ahmad melalui penerjemah Robi Kurniawan.

(isk)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews