Alasan Habib Rizieq Shihab Menangis Bacakan Pledoi

Alasan Habib Rizieq Shihab Menangis Bacakan Pledoi

Habib Rizieq Shihab (Foto: Ist)

Jakarta, Batamnews - Ada suasana berbeda saat sidang Habib Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Habib Rizieq terlihat menangis ketika membacakan pleidoi di ruang sidang.

Kuasa hukum, Aziz Yanuar mengungkap Habib Rizieq Shihab menangis bukan saat membacakan pleidoi soal dirinya di Arab Saudi, melainkan saat bercerita tentang kematian 6 mantan laskar FPI dan pengawalnya yang gugur.

"Momennya tadi ketika beliau lagi baca pas terkait 6 pengawal beliau yang gugur," kata Aziz saat dihubungi, Kamis (20/5/2021).

"Tidak (menangis), itu hanya mengusap wajah karena panas ruangannya memang," saat dikonfirmasi mengenai tangis Rizieq ketika berbicara soal dirinya di Arab Saudi.

Aziz mengatakan Habib Rizieq sempat mengusap air matanya ketika membacakan pleidoi yang telah disiapkan. Menurutnya saat itu, Habib Rizieq teringat dengan para pengawalnya yang meninggal.

"Saat membaca dan teringat 6 syuhada," ucapnya.

Kemudian Aziz menjelaskan terkait pleidoi yang dibacakan Habib Rizieq Shihab. Dia menyebut Habib Rizieq berharap agar majelis hakim memutuskan perkara yang menimpanya secara objektif usai mendengarkan pleidoi tersebut.

"Harapannya Allah menggerakkan hati majelis hakim supaya dapat objektif dan adil dalam memutus vonis nanti, mempertimbangkan keadilan dimana banyak perkara prokes tidak ada yang dipidana sebagaimana saat ini HRS dkk dikenakan pidana sebegitu rupa," ujarnya.

Seperti diketahui, Habib Rizieq Shihab tampak menangis saat membacakan pleidoi atau nota keberatan atas tuntutan jaksa penuntut umum dalam kasus kerumunan Petamburan dan Megamendung. Rizieq menangis saat menceritakan dirinya mendapatkan pencekalan dan tidak bisa pulang ke Indonesia.

"Akhirnya kami paham bahwa kami sebenarnya bukan sedang dicekal, tapi hakikatnya kami sedang diasingkan agar tidak bisa pulang ke Tanah Air dan tidak bisa lagi kumpul dengan umat di Indonesia. Saya dan keluarga pun terus melakukan upaya perlawanan," kata Rizieq dalam persidangan di PN Jaktim, Kamis (20/5).

"Hukum terhadap pengasingan dengan dalih pencekalan tersebut, walaupun berkali-kali gagal. Para oligarki menggerakkan gerombolan piarannya dari semua kalangan untuk membuat pernyataan, baik secara eksplisit maupun implisit, untuk tebar ancaman menakut-nakuti bahwa kalau saya pulang akan ditangkap dan ditahan, dan berbagai pernyataan tersebut diviralkan oleh para BuzzeRp bayaran," sambungnya.

Meski mendapat pencekalan, Rizieq mengaku tetap berusaha pulang. Rizieq mengatakan Indonesia merupakan Tanah Airnya sehingga perlu untuk pulang dan membela agama dan bangsa.

"Namun saya tetap bertekad harus pulang, karena Indonesia adalah tanah air saya dan negeri saya tercinta, serta medan juang saya untuk membela agama, bangsa dan negara, apa pun risikonya," kata Rizieq.

Rizieq lantas terlihat menangis. Dia berhenti berbicara dan mengeluarkan saputangan dari kantongnya. Dia juga terlihat membuka kacamata dan mengelap matanya.

Dalam sidang pembacaan pleidoi, Rizieq memang sempat menyinggung peristiwa penembakan 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek (Japek).

"Secara mengejutkan di tengah Tol Karawang kami dikejar dan dipepet hingga keluar Tol Karawang Timur, namun berhasil dihalau dan dihalangi oleh para pengawal kami dari laskar FPI, sehingga saya dan keluarga selamat dari kejaran mereka. Sampai pagi dini hari jam 00.30 Senin, 7 Desember 2020, laskar pengawal kami terus dikejar dan diserang serta ditembaki secara brutal oleh gerombolan orang tak dikenal tersebut. Saya dan keluarga selamat, tapi enam anggota laskar FPI diculik, dan akhirnya mereka dibawa masuk kembali ke dalam Tol Karawang, lalu dibawa ke Km 50, selanjutnya digiring ke suatu tempat untuk disiksa dengan sadis dan dibunuh secara kejam dan biadab," ucap Rizieq.

"Masih di hari yang sama Senin, 7 Desember 2020, sekitar jam 12.00 WIB Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman secara mengejutkan menggelar siaran pers yang mengakui bahwa yang mengintai dan menguntit saya dari Sentul hingga Tol Karawang adalah anggota Polda Metro Jaya dan mengakui juga bahwa mereka yang membunuh enam laskar FPI yang mengawal saya dan keluarga," imbuhnya.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews