Binance Diduga Dipakai Penjahat, Nasib Bitcoin Cs Jadi Suram?

Binance Diduga Dipakai Penjahat, Nasib Bitcoin Cs Jadi Suram?

Foto: Reuters/Dado Ruvic

Batam, Batamnews - Setelah ambrol pada perdagangan Kamis kemarin, pasar mata uang kripto kembali diterpa kabar tak sedap. Alhasil bitcoin dan mata uang kripto lainnya kesulitan untuk bangkit.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, dalam 24 jam terakhir harga bitcoin turun lagi 2,24% ke kisaran US$ 49.500/BTC, kemudian ethereum lebih dalam lagi -5,16%. Ripple juga turun tipis 0,56%, sementara dogecoin melawan gravitasi dengan menguat 4%.

Baca juga: Merangkak Naik Lagi, Harga Bitcoin Kini Rp 695 Juta per Keping

Jika kemarin Elon Musk membuat pasar mata uang kripto rontok, kali ini giliran Binance Holding Ltd, bursa mata uang kripto terbesar di dunia memberikan kabar buruk.

Binance Holding Ltd saat ini sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) dan Internal Revenue Service akibat diduga melakukan pencucian uang dan pelanggaran pajak.

Alhasil mata uang kripto binance hari pada Jumat (14/5/2021) pagi penurunannya paling besar, lebih dari 6%.

Sebuah perusahaan forensik yakni Chainalysis Inc menemukan bahwa pada tahun lalu, transaksi yang dilakukan di Binance lebih banyak terkait dengan aktivitas kriminal dibandingkan dengan pertukaran uang kripto.

Baca juga: Elon Musk Janji Beli Tesla Bisa Pakai Bitcoin

"Kami menjalankan kewajiban hukum kami dengan sangat serius dan terlibat dengan regulator dan penegak hukum secara kolaboratif," ujar juru bicara Binance Jessica Jung yang dikutip dari Reuters yang mengutip pemberitaan Bloomberg, Kamis (13/5/2021).

Selain itu, ia juga mengatakan perusahaannya tidak akan memberikan komentar apapun terhadap pernyataan dari berbagai pihak.

"Kami telah bekerja keras untuk membangun program kepatuhan yang kuat yang menggabungkan prinsip dan alat anti pencucian uang yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk mendeteksi dan menangani aktivitas yang mencurigakan," kata dia.

Pasar mata uang kripto yang kerap digunakan oleh penjahat atau pun melakukan kejahatan memang masih menjadi sorotan utama.

Baca juga: Harga Bitcoin Pecah Rekor, Tembus Rp 800 Juta di Indodax

Coindesk yang mendapat data dari perusahaan analitik Coinfirm, melaporkan sepanjang tahun 2020 nilai kriminalitas di mata uang kripto mencapai US$ 10,5 miliar.

Dari total tersebut, 67,8% merupakan kasus penggelapan dan penipuan. Sementara kejahatan di urutan kedua yakni di pasar gelap serta perdagangan narkoba sebesar 18,4%. Selain itu ada juga digunakan untuk pendanaan terorisme meski nilainya kurang dari 0,1%.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews