Karhutla di Natuna Jadi Langganan Saat Kemarau

Karhutla di Natuna Jadi Langganan Saat Kemarau

Penanganan Karhutla di Natuna oleh petugas Damkar. (Foto: Yanto/Batamnews)

Natuna, Batamnews - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Natuna kerap melanda tiap musim kemarau.

Kegiatan masyarakat dalam membuka lahan dengan membakar disinyalir menjadi faktor utama. Walau ada juga faktor lain seperti kemarau panjang yang membuat ranting dan dahan dahan kering mudah tersulut api.

Masyarakat beranggapan dengan metode membakar hutan bisa lebih menghemat waktu dan biaya ketika ingin membuka lahan. Namun dampak buruknya untuk lingkungan hidup dan kelestarian hutan tidak diperhitungkan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Natuna melalui Kasi Kedaruratan dan Penanggulangan Bencana, Elkadar Lismana mengatakan dirinya bersama personel tiap tahun melakukan kerja berat ketika masuk musim kemarau. 

 

Penanganan Karhutla di Natuna oleh petugas Damkar. (Foto: Yanto/Batamnews)

 

"Terjadi lonjakan pengaduan dari masyarakat terkait Karhutla ketika musim kemarau tiba. Dalam sebulan kita bisa menangani hampir belasan bahkan bisa mencapai puluhan kasus Karhutla, " kata Elkadar, Senin (12/4/2021).

Pernah dalam sehari dikatakannya bisa mencapai 5-6 kasus, bahkan pernah dalam sebulan terjadi 51 kali pengaduan terkait Karhutla.

Padahal sosialisasi terkait larangan membuka lahan dengan cara membakar kerap dilakukan pihaknya bersama Polres Natuna, DLH dan instansi terkait lainnya. 

Pelaku Karhutla secara disengaja diancam hukuman dan sanksi. Selain merusak ekosistem hutan, kata Elkadar, asap yang dihasilkan bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.

"Namun masyarakat kita tetap saja melakukannya, dengan dalih membuka lahan," ucapnya.

Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma pernah menyampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) penanganan Karhutla, bahwa Kebakaran hutan merupakan ancaman besar yang dihadapi hampir seluruh daerah termasuk Natuna. 

Pj Sekda Natuna, Hendra Kusuma

"Solusi tepat untuk mengatasi persoalan itu adalah sinergisitas dan koordinasi antar pihak terkait dalam bentuk program terencana dan terukur," ucapnya.

Karhutla dijelaskan Hendra menjadi fenomena bencana tahunan yang merugikan lingkungan, perlu diambil berbagai langkah pencegahan dengan keterpaduan seluruh instansi terkait. 

"Namun yang terpenting adalah bagaimana membangun kesadaran masyarakat terutama untuk tidak melakukan pembakaran lahan,” ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews