Pandemi Covid-19, Hotel Bintang 5 Banting Setir Jualan Nasi Bungkus

Pandemi Covid-19, Hotel Bintang 5 Banting Setir Jualan Nasi Bungkus

Hotel bintang 5 banting stir jualan nasi rames di pinggir jalan. (Instagram/@hattenhotel)

Melaka - Pandemi Covid-19 menghantam dunia pariwisata. Berbagai cara dilakukan para pelaku pariwisata untuk bertahan hidup, salah satunya para pengelola hotel.

Seperti yang dilakukan oleh sebuah hotel bintang lima di negara bagian Melaka, Malaysia. Hotel bernama Hatten ini banting setir menjual nasi bungkus menyusul anjloknya tingkat okupansi akibat pemberlakuan Perintah Pengendalian Gerakan (PKP).

Kepala Kiki Hotel Hatten Badrol Hisham Mohd Ali mengatakan langkah itu diambil setelah tidak ada pelanggan yang menginap di sana, selain restoran di dalamnya juga masih ditutup.

“Selain meningkatkan pendapatan hotel yang terkena pandemi COVID-19, penjualan nasi bungkus juga diharapkan dapat memberikan kegembiraan bagi masyarakat yang terkena dampak pendapatan untuk mendapatkan makanan dengan harga lebih murah," ujarnya dilansir Bernama.

Badrol menambahkan, langkah hotel menjual nasi bungkus ini mendapat respons positif dari warga setempat. Sedikitnya, ada 500 pembeli setiap harinya.

Adapun menu nasi bungkus yang dijual terdiri dari nasi putih dengan potongan ayam atau potongan ikan dan sedikit sayuran.

“Ada juga lauk lainnya seperti ayam madu, ayam percik, kepiting, kue dan biskuit tapi dijual terpisah. Kami menawarkan menu yang berbeda setiap hari sehingga pelanggan dapat menikmati hidangan yang berbeda dan tidak pernah bosan dengan lauk yang sama," katanya seraya menambahkan bahwa penjualan dimulai pada pukul 12 siang dan berakhir pada pukul 8 malam setiap hari.

Disinggung keberlanjutan jualan nasi bungkus ini, Badrol mengatakan akan dilihat sampai sebulan ke depan, sambil memantau perkembangan PKP.

Badrol Hisham mengatakan untuk saat ini, penjualan beras anggaran akan dilakukan selama satu bulan dan pihaknya akan mengambil tindakan lebih lanjut sesuai dengan perkembangan PKP saat ini.

Seorang pelanggan bernama Azlin, 22 tahun, mengaku senang dengan penjualan nasi bungkus itu, meski harus mengantre selama 30 menit.

“Karena Banda Hilir adalah area fokus publik dan kebanyakan restoran menjual makanan dengan harga yang agak mahal, maka nasi bungkus ini membantu saya mendapatkan makanan dengan harga yang lebih murah," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews