Demi Sinyal Internet, Guru di Serawak Bawa 22 Murid ke Hutan Agar Bisa Belajar

Demi Sinyal Internet, Guru di Serawak Bawa 22 Murid ke Hutan Agar Bisa Belajar

Murid-murid Sambau Dugat belajar di hutan yang terjangkau sinyal internet. (Foto: Sin Chew Daily)

Serawak - Seorang guru yang dikenal sebagai Sambau Dugat, baru-baru ini memimpin sekelompok 22 siswa dalam perjalanan dua jam di hutan hanya untuk membawa mereka ke area dengan konektivitas internet agar dapat belajar.

Grup tersebut terdiri dari siswa sekolah dasar dan menengah yang membutuhkan internet setelah Kementerian Pendidikan mengumumkan bahwa semua kelas akan dilakukan secara online setelah penutupan sekolah di seluruh negeri. 

Meskipun ini tampak seperti masalah kecil bagi warga sipil yang tinggal di kota, tidak mudah bagi orang yang tinggal di luar area penerimaan internet seperti mayoritas Malaysia Timur.

Menurut Sin Chew Daily, Sambau, yang merupakan guru di SMK Lubok Antu, Sarawak tidak tega melihat siswanya tertinggal dalam mengerjakan tugas sekolah karena kurangnya penerimaan di desa mereka, Nanga Sumpa. 

Dia memutuskan untuk membawa murid-muridnya dalam perjalanan hutan untuk mencari koneksi internet dan melanjutkan studi mereka.

“Jangkauan internet adalah masalah utama di daerah saya karena desa tempat saya berasal tidak memiliki fasilitas internet yang baik saat ini. Siswa dari desa saya membutuhkannya untuk membantu mereka dalam studi mereka, ”kata Sambau dalam sebuah pernyataan yang direkam oleh Borneo Post.

Perjalanan yang berlangsung Minggu (15 November) lalu itu, tak jalan-jalan di taman. Perjalanan satu arah dari desa ke daerah dengan jangkauan internet yang baik membutuhkan waktu dua setengah jam. 

Sambau mengatakan dia mengatur perjalanan itu setelah melihat siswa dari desanya pergi ke sana baru-baru ini.

“Hal ini tidak mudah bagi kami, tetapi kami harus melakukannya karena tidak ada jalan yang tepat menuju tujuan kami. Kami harus berjalan melewati hutan lebat dan menyeberangi banyak aliran sungai hanya untuk sampai ke sana, ”kata guru yang baik hati yang menambahkan bahwa banyak orang tua murid juga ikut menemani dalam perjalanan. 

Sambau mengatakan bahwa mereka pertama kali berjalan kaki selama 45 menit melalui hutan sebelum satu jam dan 45 menit mendaki bukit di mana mereka akhirnya dapat mengakses internet.

Karena lamanya perjalanan, setiap orang akan mengemas makanan dan kebutuhan, serta laptop dan perangkat mereka untuk belajar begitu mereka mencapai tujuan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews