Diserbu Pemain China, Pabrik Semen Lokal Teriak Lagi

Diserbu Pemain China, Pabrik Semen Lokal Teriak Lagi

Ilustrasi.

Jakarta - Industri semen dalam negeri masih didera beban berat akibat pandemi yang membuat konsumsi semen dalam negeri sepanjang tahun terkontraksi.

Menurut data terakhir, hingga Oktober penjualan semen dalam negeri sudah mengalami kontraksi 9,7% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.

Salah satu produsen semen dalam negeri, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memprediksi sampai akhir tahun ini kondisi masih belum akan membaik, bahkan bisa lebih buruk.

Sebelumnya perusahaan memprediksi penurunan penjualan semen nasional bisa berada di kisaran 9%-10%, tapi dengan perkembangan terbaru, penurunan diperkirakan akan sampai 11% di akhir tahun.

Penurunan paling besar diperkirakan akan terjadi pada Desember mengingat dialihkannya cuti bersama lebaran idul fitri ke akhir tahun sehingga akan lebih banyak hari libur. Selain itu, banyaknya demo di dalam dinilai juga juga favourable bagi perkembangan pembangunan di dalam negeri.

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya menyebutkan beberapa faktor lainnya yakni mulainya musim hujan, maraknya aksi demonstrasi menentang UU CiptaKerja dan berlangsungnya Pilkada di Desember.

"Tahun 2021 kami memperkirakan 4%-5% positif. Ini bukan asal comot saja angka, tapi ada angka infrastruktur yang dari Rp 280-an (triliun) menjadi Rp 414 (triliun), kemudian dengan melihat omnibus law sudah disahkan oleh presiden," kata Christian dalam paparan publik virtual, Selasa (11/11/2020).

Dampak positif omnibus law ini, kata dia, telah banyak perusahaan asing yang akan merealisasikan relokasi pabriknya ke Indonesia, terutama ke beberapa kawasan industri di Brebes dan Jakarta-Cikampek.

"Saya melihat mereka sudah mulai membangun dan saya melihat multiplier effect dari pada infrastruktur belum terjadi. Mungkin tahun depan kalau Covid masih terjadi tapi sudah mulai under control, flattening dan juga mulai turun, apalagi sudah mulai ketemu vaksin dan masyarakat Indonesia sudah 'disiplin' dalam protokol kesehatan. Saya rasa 4%-5% not impossible," jelasnya.

Namun, industri ini juga mengantisipasi jika kenaikan kasus Covid-19 kembali terjadi di dalam negeri, apalagi hingga kapasitas rumah sakit kembali padat.

Namun demikian, tantangan lainnya yang juga akan dihadapi oleh industri semen ke depannya adalah peningkatan kapasitas terpasang dari produsen di dalam negeri. Kenaikan ini disebabkan karena masuknya dua pemain baru semen, yakni asal China Semen Hongshi di Jawa Timur dan Semen Grobogan di Jawa tengah.

Dari dua pemain ini, memiliki kapasitas produksi 0,8 juta ton sedangkan Semen Grobogan memiliki kapasitas 1,2 juta ton.

Tahun ini saja, kapasitas terpasang seluruh pabrik semen di Indonesia mencapai 116,4 juta ton dengan utilisasi pabrik hanya 54,6%. Sedangkan tingkat permintaan semen dalam negeri sepanjang tahun diperkirakan hanya mencapai 63,6 juta ton.

Sedangkan tahun depan, dengan mulai tambahan dua pemain ini, jumlah kapasitas terpasang diperkirakan akan naik menjadi 120,5 juta ton. Namun utilisasi pabrik diperkirakan masih akan sama dengan 2020, yakni di angka 54,9%.

Sedangkan konsumsi semen tahun depan diperkirakan hanya akan mencapai 66,2 juta ton.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews