Johor - Pergolakan lingkungan bisnis di Johor, terutama di kota, menjadi alasan bagi pemerintah negara bagian Johor untuk menyerukan pembukaan kembali perbatasan Malaysia-Singapura.

Ketua komite investasi, koperasi, pengembangan kewirausahaan, dan sumber daya manusia Johor, Mohd Izhar Ahmad mengatakan, pedagang dan pengecer berjuang untuk memenuhi kebutuhan, sementara harus terus membayar sewa meskipun terjadi penurunan bisnis yang signifikan karena pandemi Covid-19.

“Meskipun lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini memprihatinkan, pemerintah negara bagian telah mempresentasikan kasusnya dalam pertemuan antar-pemerintah tentang langkah-langkah kami untuk menyesuaikan prosedur operasi standar mereka (Singapura) untuk menghindari klaster baru.

"Kami harus mencapai keseimbangan untuk memastikan semua kepentingan ekonomi, keamanan dan kesehatan terpenuhi," katanya setelah kegiatan membagikan hibah 3.000 ringgit Malaysia masing-masing kepada 178 operator truk makanan, mengutip The Star, Minggu (25/10/2020).

Mohd Izhar sepenuhnya mendukung Mentri Besar Datuk Hasni Mohammad yang telah vokal tentang perlunya membuka kembali perbatasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi lokal.

Sementara itu, dia juga mengatakan akan bertemu dengan manajemen dan pedagang Larkin Sentral untuk mencari solusi atas masalah mereka.

Pengecer di Larkin Sentral, terminal bus Johor Bahru, termasuk di antara mereka yang sangat terpengaruh oleh perlambatan ekonomi dan manajemen telah membebaskan sewa mereka selama periode MCO, katanya, menambahkan bahwa mulai Juli, sewa dikurangi dengan 30% menjadi 50% diskon.

“Sebagian besar pedagang menginginkan pembebasan atau diskon untuk menjaga bisnis mereka tetap berjalan, tetapi kami perlu memeriksa posisi keuangan manajemen, karena mereka juga memiliki komitmen dan biaya operasional yang harus ditanggung.”

Terminal bus berada ini di bawah manajemen Damansara Assets Sdn Bhd, anak perusahaan dari perusahaan investasi Malaysia, Johor Corporation.