Pentingnya Penghijauan Kembali Hutan dan Lahan Untuk Ketersediaan Air Waduk

Pentingnya Penghijauan Kembali Hutan dan Lahan Untuk Ketersediaan Air Waduk

Salah satu waduk yang ada di Batam

Batam - Ketersediaan air baku di Kota Batam, Kepulauan Riau, sangat bergantung pada hutan-hutan yang menopang disekitarnya.

Hutan merupakan jantung bagi waduk-waduk yang ada di Kota Batam. Sebagian besar hutan yang ada di Batam merupakan daerah tangkapan air.

Terutama waduk Duriangkang dan Wadung Mukakuning yang sempat mengalami penurunan pesat jumlah dan kualitas air yang ditampungnya.

Asisten Manager Bendungan dan Daerah Tangkapan Air, Mayrobi Firnanda mengatakan, saat ini daerah tangkapan air waduk-waduk di Batam telah menurun kehandalannya.

Hal ini disebabkan sampah yang berserakan di daerah tersebut, serta menurunnya jumlah dan produktifitas pohon dalam hutan tersebut akibat kebakaran dan pembalakan liar.

“Daerah tangkapan air kita sudah menurun kehandalannya terutama waduk mukakuning yang harus kita bersihkan jalur masuk airnya, agar tidak menggangu kualitas air baku dan kontinuitas air baku itu sendiri,” kata Roby.

Selama setengah tahun dalam 2020, BP Batam mencatatat telah terjadi kebakaran hutan sebanyak 65 kali. Dan terjadi kebakaran  sebanyak 103 kali pada semak-semak disekitar daerah tangkapan air.

Sebagai bentuk pemulihan daerah tangkapan Telaga Bidadari yang dijadikan lokasi wisata alam oleh masyarakat sempat ditutup sementara. BP batam selain melakukan pembersihan juga melakukan penghijauan kembali di hutan tersebut.

Selain itu kelompok pecinta alam atau masyarakat yang ingin kembali menjelajah alam di hutan Mukakuning tersebut, juga wajib melakukan penanaman saat berkunjung dan wajib memonitor pohon yang diatanamnya selama tiga bulan.

Tidak hanya pada hutan di Mukakuning, hal ini juga dilakukan didaerah tangkapan air waduk lainnya. Mengingat pohon sangat berperan dalam menjaga kualitas dan kuantitas air baku di Batam.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews