• HOME
  • Peristiwa
  • Kriminalitas
  • Metro
  • Politik
  • Daerah
    • Tanjung Pinang
    • Karimun
    • Natuna
    • Anambas
    • Lingga
    • Bintan
  • Video
  • Shopping
  • Indeks

Update Terbaru

• Timnas Indonesia Dijadwalkan Uji Coba Lawan Afganistan dan Oman      • Catat! Berikut Jam Operasi BRI Selama Ramadan      • Jangan Langsung Tidur Setelah Makan Sahur, Ketahui Bahayanya      • KKB Diduga Bakar Rumah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Puncak      • Kontrak Politik Bikin Retak Ansar-Marlin, Ini Kata Politisi Nasdem Batam Lik Khai      • Hati-hati Memilih Takjil untuk Buka Puasa, Ini yang Harus Diperhatikan      • Dinkes Tanjungpinang Imbau Warga Hati-hati Pilih Takjil      • Ekonom Sarankan ke Jokowi: Sejumlah Menteri Harus Direshuffle      • Amalia Fujiawati Minta Kejelasan Status Anaknya dengan Bambang Pamungkas      • 14 Kasus Baru Positif Covid di Bintan, Dinkes Ungkap Rantai Penularan     
Batamnews > Ekonomi

Resesi, Krisis dan Depresi Ekonomi, Apa Bedanya?

Sabtu 29 Agustus 2020, 13:57 WIB

Ilustrasi.

Jakarta -  Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 berada di zona negatif yakni -5,32%. Capaian tersebut menjadi terendah sejak kuartal I-1999 yang minus 6,13%. Dengan capaian tersebut ada yang menilai ekonomi nasional masuk resesi teknikal.

Dalam perekonomian ada sejumlah istilah yang perlu dipahami agar tak salah mengerti, yaitu resesi, krisis, dan depresi. Semua itu memiliki arti yang berbeda-beda. 

Dikutip dari detikcom, resesi ekonomi terjadi ketika produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Jadi jika ekonomi sebuah negara mengalami resesi, bisa juga dikatakan jatuh ke jurang resesi karena ini sesuatu yang mengkhawatirkan.

Sementara krisis ekonomi, mengutip CNN Indonesia adalah keadaan yang mengacu pada penurunan kondisi ekonomi drastis yang terjadi di sebuah negara. Penyebab krisis ekonomi adalah fundamental ekonomi yang rapuh antara lain tercermin dari laju inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang macet.

Penyebabnya juga dikarenakan beban utang luar negeri yang melimpah dan melebihi kemampuan bayar, investasi yang tidak efisien, defisit neraca pembayaran yang besar dan tidak terkontrol.

"Sementara Krisis ekonomi sendiri dipahami sebagai adanya shock pada sistem perekonomian di suatu negara yang menyebabkan adanya kontraksi pada instrumen perekonomian di negara tersebut, seperti nilai aset ataupun harga," kata Vice President Economist PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede.

Selanjutnya....

 

Gejala krisis ekonomi biasanya didahului oleh penurunan kemampuan belanja pemerintah, jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja, penurunan konsumsi atau daya beli rendah, kenaikan harga bahan pokok yang tidak terbendung, penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlangsung drastis dan tajam, dan penurunan nilai tukar yang tajam dan tidak terkontrol.

Krisis ekonomi biasanya mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, angka pengangguran naik, pemerintah kesulitan membiayai belanja, dan harga kebutuhan naik tajam.

Sedangkan depresi ekonomi, sebenarnya tidak ada definisi standar tentang perbedaan antara resesi dengan depresi. Tapi, depresi ekonomi biasanya lebih parah dalam hal besarnya dan lamanya kontraksi ekonomi.

Mengutip Fortune, terdapat perbedaan yang jelas dalam penurunan PDB dan jangka waktu krisis antara resesi dengan depresi.

Dalam resesi, penurunan PDB berada di kisaran -0,3% hingga -5,1%. Di Amerika Serikat (AS) contohnya, penurunan PDB paling parah (-5,1%) terjadi lebih dari sepuluh tahun lalu yaitu pada Desember 2007-Juni 2009. Untuk penurunan PDB paling rendah berada di -0,3% terjadi pada Maret-November 2001.

Sedangkan dalam istilah depresi, penurunan PDB berada di kisaran -14,7% hingga -38,1%. Penurunan PDB terburuk di AS (-38,1%) terjadi pada Januari 1920- Januari 1921. Untuk penurunan PDB paling rendah berada di -14,7% terjadi pada Januari 1910-Januari 1912. Secara sekilas, nampak bila penurunan PDB pada depresi ekonomi jauh lebih buruk daripada resesi.

Selain perbedaan besar penurunan PDB, jangka waktu krisis juga menentukan perbedaan antara resesi dengan depresi. Pada resesi, jangka waktu atau lamanya krisis berlangsung selama 6-18 bulan. Sedangkan untuk depresi, lamanya krisis berlangsung antara 18-43 bulan. Dengan kata lain, depresi ekonomi merupakan kondisi yang jauh lebih parah dari resesi.

Editor       : Dodo
Sumber   : detikcom
Dibaca     : 840 kali
# Ekonomi# resesi ekonomi# krisis ekonomi# Depresi Ekonomi


FOLLOW US :

Berita Terkait :
Jumat, 28 Agustus 2020 - 13:57 WIB

Tiga Tantangan Batam Hadapi Industrialisasi Asing, Apa Saja?

Jumat, 28 Agustus 2020 - 13:57 WIB

Pengusaha Keluhkan Tingginya Ongkos Logistik di Batam

Jumat, 28 Agustus 2020 - 13:57 WIB

2.209 UKM di Tanjungpinang Tunggu Bantuan Pusat

Kamis, 27 Agustus 2020 - 13:57 WIB

Disnaker Minta Perusahaan di Tanjungpinang Rekrut Kembali Pekerja yang Dirumahkan


Baca Juga :
Senin, 12 April 2021 - 13:57 WIB

Hubungan Ansar-Marlin Retak, Ansar Tolak Permintaan Marlin soal Jatah Sekda dan Tiga Kadis

Selasa, 13 April 2021 - 13:57 WIB

Ansar-Marlin Retak, Rudi Larang Perpat Demo Bela Wagub Kepri

Rabu, 14 April 2021 - 13:57 WIB

Gonjang-ganjing Ansar Marlin

Senin, 12 April 2021 - 13:57 WIB

Tuan Sing Holdings Singapura Garap Proyek Kota Mandiri Opus Bay di Batam


Komentar Via Facebook :



Tag Terpopuler
#
Bantahan

#
Surga Koruptor Asal Indonesia

#
gempa malang

#
Ansar-Marlin Retak

#
Kepri

#
Marlin Agustina

#
Seragam Satpam Mirip Polisi

#
Korupsi

#
Rustam Efendi Tersangka Korupsi

#
Dinas Perhubungan

Berita Terpopuler
1
Singapura Bantah Jadi Surga Koruptor Asal Indonesia

dibaca 13183 kali

2
Gempa Guncang Malang, Ini Sejumlah Wilayah yang Terdampak

dibaca 11844 kali

3
Hubungan Ansar-Marlin Retak, Ansar Tolak Permintaan Marlin soal Jatah Sekda dan Tiga Kadis

dibaca 10965 kali

4
Seragam Satpam Mirip Polisi Mulai Dipakai di Karimun, Kenali Perbedaannya

dibaca 7067 kali

5
Jaksa Tetapkan Kepala Dishub Batam Rustam Efendi Tersangka Korupsi

dibaca 5339 kali

6
Waspada, 4 Kecamatan di Batam Masuk Zona Merah Corona

dibaca 5026 kali

7
Ansar-Marlin Retak, Rudi Larang Perpat Demo Bela Wagub Kepri

dibaca 3724 kali

8
Gonjang-ganjing Ansar Marlin

dibaca 3708 kali

9
Tuan Sing Holdings Singapura Garap Proyek Kota Mandiri Opus Bay di Batam

dibaca 2811 kali

10
Resep Semur Daging, Menu Lezat untuk Sahur dan Buka Puasa

dibaca 2376 kali

Suara Pembaca

2 hari lalu

Tuan Sing Holdings Singapura Garap Proyek Kota Mandiri Opus Bay di Batam
Batam, Batamnews - Pulau Batam masih menarik minat perusahaan Singapura untuk mengembangkan bisnis properti. Opus Bay tahap pertama menjadi
Kolom dan Opini

1 tahun lalu

Daya Saing Batam di Tepi Jurang?
Losing Competitiveness DALAM empat bulan terakhir ini kita dijejali dua peristiwa yang saling bertolak belakang. Peristiwa pertama, betapa kita gegap

1 tahun lalu

Kill or To Be Killed, is it Still Relevant?
BENARKAH dunia bisnis saat ini sudah seperti rimba belantara, siap membunuh atau terbunuh, seperti judul tulisan ini, kill or to be killed, cut-the-throat, or
Advertorial

4 bulan lalu

Promo Big Surprise, Electonics City Beri Hadiah Langsung Pembelian di Atas Rp 1 Juta
Batam - Electronics City mengadakan promo menarik untuk merayakan hari jadi ke-19. Promo ini bertemakan “Big Surprise”.
 


 
Download Aplikasi Android Suara.com
  • Berita
    - Nasional
    - Internasional
    - Peristiwa
    - Nusantara
    - Sumatera Utara
    - Riau
  • Daerah
    - Tanjungpinang
    - Karimun
    - Natuna
    - Anambas
    - Lingga
    - Bintan
    - Meranti
  • Kategori
    - Olahraga
    - Ekonomi
    - Properti
    - Tekno
    - Seleb
    - Kuliner
    - Female
  • Kategori
    - Travel & Hotel
    - Gaya Hidup
    - Otomotif
    - Video
    Kode Pos
    - Batam
  • Ragam
    - Batamsiana
    - Komunitas
    - Opini
    Serumpun
    - Malaysia
    - Singapura
  • Sosial Media
    - Facebook
    - Twitter
    - Instagram
    - Rss Feed







© 2015 - batamnews.co.id          Desain By :Aditya Tentang | Redaksi | Disclaimer | Pedoman | Info Iklan | Iklan Baris