• HOME
  • Peristiwa
  • Kriminalitas
  • Metro
  • Politik
  • Daerah
    • Tanjung Pinang
    • Karimun
    • Natuna
    • Anambas
    • Lingga
    • Bintan
  • Video
  • Shopping
  • Indeks

Update Terbaru

• Polisi Tutup Kasus Pesta Raffi Ahmad      • Lolos Uji Kelayakan, DPR Sahkan Komjen Listyo Sigit sebagai Kapolri      • KM Logistik Nusantara 4, Tol Laut Baru yang Lintasi Kepri      • Penembakan Haji Permata: DPRD Kepri Wacanakan Panggil Bea Cukai      • Begal Payudara Bikin Resah Para Wanita di Tanjungpinang      • Serbuan Petugas BC ke Kelompok Haji Permata: Dua Orang Tewas, Dua Terluka      • China Bangun Karantina Covid-19 Terbesar, Bisa Tampung 4 Ribu Pasien      • Kepala BC Tembilahan Irit Bicara soal Penembakan Haji Permata      • Pfizer Klaim Vaksin Produksinya Efektif Lawan Varian Baru Virus Covid-19      • Mahkamah Konstitusi Sidangkan Sengketa Pilkada Karimun 28 Januari     
Batamnews > Ekonomi

Resesi, Krisis dan Depresi Ekonomi, Apa Bedanya?

Sabtu 29 Agustus 2020, 13:57 WIB

Ilustrasi.

Jakarta -  Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 berada di zona negatif yakni -5,32%. Capaian tersebut menjadi terendah sejak kuartal I-1999 yang minus 6,13%. Dengan capaian tersebut ada yang menilai ekonomi nasional masuk resesi teknikal.

Dalam perekonomian ada sejumlah istilah yang perlu dipahami agar tak salah mengerti, yaitu resesi, krisis, dan depresi. Semua itu memiliki arti yang berbeda-beda. 

Dikutip dari detikcom, resesi ekonomi terjadi ketika produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Jadi jika ekonomi sebuah negara mengalami resesi, bisa juga dikatakan jatuh ke jurang resesi karena ini sesuatu yang mengkhawatirkan.

Sementara krisis ekonomi, mengutip CNN Indonesia adalah keadaan yang mengacu pada penurunan kondisi ekonomi drastis yang terjadi di sebuah negara. Penyebab krisis ekonomi adalah fundamental ekonomi yang rapuh antara lain tercermin dari laju inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang macet.

Penyebabnya juga dikarenakan beban utang luar negeri yang melimpah dan melebihi kemampuan bayar, investasi yang tidak efisien, defisit neraca pembayaran yang besar dan tidak terkontrol.

"Sementara Krisis ekonomi sendiri dipahami sebagai adanya shock pada sistem perekonomian di suatu negara yang menyebabkan adanya kontraksi pada instrumen perekonomian di negara tersebut, seperti nilai aset ataupun harga," kata Vice President Economist PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede.

Selanjutnya....

 

Gejala krisis ekonomi biasanya didahului oleh penurunan kemampuan belanja pemerintah, jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja, penurunan konsumsi atau daya beli rendah, kenaikan harga bahan pokok yang tidak terbendung, penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlangsung drastis dan tajam, dan penurunan nilai tukar yang tajam dan tidak terkontrol.

Krisis ekonomi biasanya mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, angka pengangguran naik, pemerintah kesulitan membiayai belanja, dan harga kebutuhan naik tajam.

Sedangkan depresi ekonomi, sebenarnya tidak ada definisi standar tentang perbedaan antara resesi dengan depresi. Tapi, depresi ekonomi biasanya lebih parah dalam hal besarnya dan lamanya kontraksi ekonomi.

Mengutip Fortune, terdapat perbedaan yang jelas dalam penurunan PDB dan jangka waktu krisis antara resesi dengan depresi.

Dalam resesi, penurunan PDB berada di kisaran -0,3% hingga -5,1%. Di Amerika Serikat (AS) contohnya, penurunan PDB paling parah (-5,1%) terjadi lebih dari sepuluh tahun lalu yaitu pada Desember 2007-Juni 2009. Untuk penurunan PDB paling rendah berada di -0,3% terjadi pada Maret-November 2001.

Sedangkan dalam istilah depresi, penurunan PDB berada di kisaran -14,7% hingga -38,1%. Penurunan PDB terburuk di AS (-38,1%) terjadi pada Januari 1920- Januari 1921. Untuk penurunan PDB paling rendah berada di -14,7% terjadi pada Januari 1910-Januari 1912. Secara sekilas, nampak bila penurunan PDB pada depresi ekonomi jauh lebih buruk daripada resesi.

Selain perbedaan besar penurunan PDB, jangka waktu krisis juga menentukan perbedaan antara resesi dengan depresi. Pada resesi, jangka waktu atau lamanya krisis berlangsung selama 6-18 bulan. Sedangkan untuk depresi, lamanya krisis berlangsung antara 18-43 bulan. Dengan kata lain, depresi ekonomi merupakan kondisi yang jauh lebih parah dari resesi.

Editor       : Dodo
Sumber   : detikcom
# Ekonomi# resesi ekonomi# krisis ekonomi# Depresi Ekonomi


FOLLOW US :

Berita Terkait :
Jumat, 28 Agustus 2020 - 13:57 WIB

Tiga Tantangan Batam Hadapi Industrialisasi Asing, Apa Saja?

Jumat, 28 Agustus 2020 - 13:57 WIB

Pengusaha Keluhkan Tingginya Ongkos Logistik di Batam

Jumat, 28 Agustus 2020 - 13:57 WIB

2.209 UKM di Tanjungpinang Tunggu Bantuan Pusat

Kamis, 27 Agustus 2020 - 13:57 WIB

Disnaker Minta Perusahaan di Tanjungpinang Rekrut Kembali Pekerja yang Dirumahkan


Baca Juga :
Rabu, 20 Januari 2021 - 13:57 WIB

Modus Fotografer, Rahadi Tiduri 10 Model Remaja di Batam Hingga Hamil

Senin, 18 Januari 2021 - 13:57 WIB

Wako Batam Rudi Tunda Belajar Tatap Muka Sekolah di Mainland

Selasa, 19 Januari 2021 - 13:57 WIB

Ajukan 3 Tuntutan ke Bea Cukai, Masrur Amin: Jangan Sampai Kita Nyatakan Perang

Selasa, 19 Januari 2021 - 13:57 WIB

Kasus Haji Permata, Kepala DJBC Kepri Agus: Saya Siap Dipecat Jika Petugas Salah


Komentar Via Facebook :



Tag Terpopuler
#
DJBC Kepri

#
Tukang parkir pesawat

#
Marshaller

#
Pencabulan

#
Haji Permata

#
Haji Permata Meninggal Dunia

#
Haji Permata Tewas

#
Belajar Tatap Muka

#
Pembunuhan

#
PDIP

Berita Terpopuler
1
Situasi Terkini Rumah Haji Permata di Tanjung Sengkuang Batam

dibaca 66476 kali

2
Rute Baru Lion Air, Harga Tiketnya Rp 500 Ribuan

dibaca 37894 kali

3
Haji Permata Diduga Tewas Tertembak, DJBC Kepri: Kami Masih Cari Informasi

dibaca 30334 kali

4
Bea Cukai Rilis Alasan Penembakan Pengusaha Kapal Haji Permata

dibaca 23559 kali

5
Ingin Jadi Tukang Parkir Pesawat? Berikut 5 Fakta dan Syaratnya

dibaca 16548 kali

6
Modus Fotografer, Rahadi Tiduri 10 Model Remaja di Batam Hingga Hamil

dibaca 15964 kali

7
Haji Permata Meninggal Dunia Diduga Ditembak

dibaca 15227 kali

8
Sepak Terjang Haji Permata di Dunia Penyelundupan

dibaca 13625 kali

9
Seribu Massa KKSS Batam Dikabarkan Akan Geruduk Kantor Bea Cukai Kepri

dibaca 13195 kali

10
Haji Permata Ditembak Petugas BC di Tembilahan, Begini Kronologinya

dibaca 9411 kali

Suara Pembaca

1 minggu lalu

Cara Mengubah Rumah Biasa Menjadi Smart Home!
SMART HOME merupakan ekosistem rumah paling penting di era modern seperti sekarang. Yuk, cari tahu perangkat smart home rekomendasi pilihan dengan
Kolom dan Opini

1 tahun lalu

Daya Saing Batam di Tepi Jurang?
Losing Competitiveness DALAM empat bulan terakhir ini kita dijejali dua peristiwa yang saling bertolak belakang. Peristiwa pertama, betapa kita gegap

1 tahun lalu

Kill or To Be Killed, is it Still Relevant?
BENARKAH dunia bisnis saat ini sudah seperti rimba belantara, siap membunuh atau terbunuh, seperti judul tulisan ini, kill or to be killed, cut-the-throat, or
Advertorial

2 bulan lalu

Promo Big Surprise, Electonics City Beri Hadiah Langsung Pembelian di Atas Rp 1 Juta
Batam - Electronics City mengadakan promo menarik untuk merayakan hari jadi ke-19. Promo ini bertemakan “Big Surprise”.
 


 
Download Aplikasi Android Suara.com
  • Berita
    - Nasional
    - Internasional
    - Peristiwa
    - Nusantara
    - Sumatera Utara
    - Riau
  • Daerah
    - Tanjungpinang
    - Karimun
    - Natuna
    - Anambas
    - Lingga
    - Bintan
    - Meranti
  • Kategori
    - Olahraga
    - Ekonomi
    - Properti
    - Tekno
    - Seleb
    - Kuliner
    - Female
  • Kategori
    - Travel & Hotel
    - Gaya Hidup
    - Otomotif
    - Video
    Kode Pos
    - Batam
  • Ragam
    - Batamsiana
    - Komunitas
    - Opini
    Serumpun
    - Malaysia
    - Singapura
  • Sosial Media
    - Facebook
    - Twitter
    - Instagram
    - Rss Feed







© 2015 - batamnews.co.id          Desain By :Aditya Tentang | Redaksi | Disclaimer | Pedoman | Info Iklan | Iklan Baris