Tiga Tantangan Batam Hadapi Industrialisasi Asing, Apa Saja?

Tiga Tantangan Batam Hadapi Industrialisasi Asing, Apa Saja?

Kawasan industri di Batam.

Batam - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengungkapkan tiga tantangan dalam kesiapan Batam menghadapi investasi dan industrialisasi asing. 

Adapun tiga tantangan yang dimaksud yaitu: biaya logistik yang cukup mahal dibandingkan dengan wilayah sejenis, sehingga untuk segera diselesaikan agar Batam dapat memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan wilayah sejenisnya. 

Hal ini disampaikan Rudi dalam webinar BP Batam yang juga diikuti Sekretaris Menko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menggantikan Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto sebagai keynote speaker. 

Pada kesempatan itu, diisi oleh beberapa pembicara diantaranya, Ketua Kadin Komite Singapura, Michael Goutama dan Presiden Direktur PT Sat Nusapersada Tbk, Abidin Hasibuan. 

“Kita akui bersama bahwa memang biaya logistik di Batam mahal, seperti biaya kontainer,” ujar Rudi dalam webinar yang berlangsung pada Kamis (27/8/2020). 

Kemudian terkait fasilitas pelabuhan, Rudi menyampaikan sampai saat ini belum ada progres yang signifikan setelah pihaknya melakukan MoU dengan pihak Pelindo 2. 

“Belum ada proses, izin pak Susi (Sesmenko) perlu kami laporkan hal ini, agar bisa cari investor baru lagi,” katanya. 

Hal ini juga menjawab keluhan yang disampaikan Abidin Hasibuan pada webinar tersebut. Ia mengeluhkan biaya konteiner di Batam sangat mahal. 

“Contohnya jika mengirim barang ke Singapura dari Jakarta biayanya 450 USD, lebih mahal 50 persen dibandingkan dari Batam langsung ke Singapura,” ujar Abidin. 

Keluhan tersebut juga sudah berulang kali disampaikan Abidin dalam beberapa kesempatan, bahkan saat Wakil Presiden RI kala itu dijabat Jusuf Kalla berkunjung ke Batam. Akan tetapi sampai saat ini belum ada perubahan biaya logistik. 

“Tetap saja mahal, dari dulu itu terus yang dikeluhkan, saya juga sudah sampaikan kepada Kepala BP Batam, pak Rudi,” katanya. 

Pada kesempatan itu, Rudi berjanji permasalahan biaya logistik ini akan selesai pada bulan September mendatang. Namun terkait infrastruktur pelabuhan, Rudi tidak dapat berjanji karena perubahannya bukan proses yang sebentar. 

“Kalau pelabuhan itu panjang, tak bisa pendek, akhir September biaya logistik kita selesaikan bersama,” ujar Rudi lagi. 

Susi juga berkomitmen, pihaknya bersama BP Batam akan diskusi internal untuk membahas hal tersebut. Ia juga mengakui permasalahan biaya logistik memang sudah menjadi masalah klasik di Batam. 

“Masih ada satu bulan, masih bisa kami selesaikan, ini jadi prioritas, kalau pelabuhan masih ada kendala, prosesnya bergantung pihak lain,” ujar Susi. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews