Ekonomi Malaysia Terkontraksi 17,1 Persen, Terburuk Sejak 1998

Ekonomi Malaysia Terkontraksi 17,1 Persen, Terburuk Sejak 1998

(Foto: AFP)

Kuala Lumpur - Pandemi Corona memukul sektor ekonomi Malaysia. Pada kuartal kedua tahun 2020, ekonomi Negeri Jiran terkontraksi 17,1 persen.

Menurut Departemen Statistik Malaysia, penurunan ini merupakan kinerja terburuk ekonomi Malaysia sejak puncak krisis keuangan Asia pada tahun 1998.

Gubernur Bank Sentral Malaysia Nor Shamsiah Yunus bahwa sektor yang paling parah terkena pandemi adalah pariwisata, manufaktur dan investasi.

Dia mengatakan itu "selalu diharapkan" untuk pertumbuhan pada kuartal kedua akan melemah.

"Meskipun ekonomi sangat terpengaruh, pembukaan kembali secara bertahap mulai 4 Mei memberikan sedikit kelegaan dan beberapa tanda pemulihan," kata Nor Shamsiah dilansir Channel News Asia, Jumat (14/8/2020).

Disinggung mengapa ekonomi Malaysia, yang merupakan terbesar ketiga di Asia Tenggara, terpukul lebih keras daripada negara lain di kawasan itu, Noor Shamsiah menjelaskan hal itu disebabkan oleh Movement Control Order (MCO) atau perintah kontrol gerakan (lockdown).

“Pandemi Covid-19 berdampak buruk pada perekonomian dan ini dapat dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Di Malaysia, jika Anda ingat, MCO nasional diberlakukan dan penelitian menunjukkan bahwa Malaysia adalah yang paling ketat di wilayah tersebut (dalam menerapkan langkah-langkah pengendalian) setidaknya hingga minggu pertama bulan Juni. Sebagai perbandingan, Korea Selatan, misalnya, melonggarkan pembatasannya pada pertengahan April," papar dia.

Dia menambahkan bahwa karena orang-orang telah secara ketat mematuhi pembatasan pergerakan, hal ini berdampak pada perekonomian.

Faktor lainnya adalah penurunan kunjungan wisatawan yang tajam. Dia mengatakan situasinya paling buruk di bulan April.

“Sejak kasus (Covid-19) menurun, aktivitas ekonomi mulai meluas pada Mei dan semakin membaik pada Juni," katanya.

Menyusul rekor kontraksi ekonomi ini, bank sentral Malaysia memproyeksikan kontraksi setahun penuh antara 3,5 persen dan 5,5 persen. Namun, pertumbuhan diperkirakan akan pulih menjadi antara 5,5 persen dan 8,8 persen pada 2021.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews