Cara Peretas Ambil Alih Akun WhatsApp dan Langkah Mengatasinya

Cara Peretas Ambil Alih Akun WhatsApp dan Langkah Mengatasinya

Ilustrasi.

Batam - Peretasan akun aplikasi percakapan seperti WhatsApp dan sejenisnya acap terdengar. Terkini, peretasan akun aplikasi percakapan terjadi di Batam, Kepulauan Riau dan menyasar sejumlah tokoh.

Menurut Dosen Teknik Informatika Universitas Putera Batam, Algifanri Maulana, peretasan sebuah akun aplikasi percakapan bisa dilakukan dengan beragam cara.

Cara yang lazim dilakukan oleh peretas adalah menggunakan tehnik social engineering. Dengan teknik ini, peretas membobol biodata orang, alamat, nama dengan melakukan pendekatan ke orang yang akan kita retas.

Cara lainnya bisa dilakukan, namun cukup rumit. Seperti tehnik phising, brute force, watering hole, Man in the middle (MitM), carding, sniffing dan lainnya.

“Jadi cara yang paling mudah ya itu tadi, kita harus mengenal dia. Contoh yang banyak terjadi, misalnya masuk sms-sms yang mengatakan kita sebagai pemenang, terus kita disuruh ketik link yang ada di dalam sms tersebut. Jadi di link itu ada disematkan oleh si hacker, untuk mendapatkan data kita,” ujar Algi yang juga CEO GetMove - City Courier Apps itu kepada batamnews, Kamis (16/7/2020).

Dia berpesan, pengguna aplikasi percakapan agar mewaspadai pesan-pesan yang masuk, baik lewat SMS, WhatsApp, Telegram dan aplikasi lainnya.

Jika di dalam pesan terdapat link, upayakan semaksimal mungkin tidak mengklik tautan yang dikirim. Selain sms, data-data pribadi bisa bocor dari penggunaan aplikasi-aplikasi yang diunduh.

“Misalnya kita mau mencoba salah satu aplikasi, tapi ternyata isinya para pencuri data semua” ucap Algi.

Sedangkan untuk aplikasi berbasis chat online, apabila sudah diretas atau di hacker, tidak hanya data saja yang terbaca, bahkan seluruh obrolan kita di dalam aplikasi tersebut bisa terbaca juga.

“Untuk mencegah agar data kita tidak bocor, disarankan agar tidak mendownload aplikasi sembarangan, lalu jangan sembarangan browsing dan mendownload di sana. Karena belum tentu file yang kita dapat itu file yang benar-benar dicari. Kadang dalam file itu bisa terdapat virus dan segala macam,” tuturnya.

Lalu bagaimana jika akun pengguna sudah terkena hack atau diretas? Algi menyarankan penggunaa bisa mengadukan ke layanan kontak dukungan. Tapi prosesnya tentu perlu data-data yang terbaru dan pastikan kita benar-benar mengontak ke kontak pengaduan resmi.

“Misalnya contoh, [email protected]. Kalau dilihat, pasti orang telegram tidak akan membuat email sesederhana seperti itu. Jadi yang bisa mengamankan data kita itu adalah diri kita sendiri, karena kejadian seperti ini sudah banyak terjadi,” kata Algi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews