Geliat Tanaman Jahe

Warga Lingga, Yuk Tanam Jahe Merah!

Warga Lingga, Yuk Tanam Jahe Merah!

Jahe merah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan memiliki peluang ekonomi (Foto:ist)

Lingga - Jahe merupakan tanaman obat yang berbentuk rumpun dan berbatang semu. Akar tanaman ini berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna keputihan, kekuningan, atau kemerahan. Jahe memiliki aroma yang sangat khas, yaitu agak pedas.

Bentuk daunnya menyirip dan tangkai daunnya berbulu. Mahkota bunganya berbentuk tabung dengan helai yang agak sempit dan tajam, berwarna kuning kehijauan. Sementara bibir bunga dan kepala sarinya (putik) berwarna ungu agak gelap dan terdapat bintik-bintik putih kekuningan.

Banyak orang sering kali merasa sulit membedakan antara jahe dan lengkuas. Pasalnya, kedua rempah ini memiliki tampilan yang sangat mirip. Faktanya, jahe memang masih satu keluarga dengan lengkuas. Bahkan, jahe juga masih satu keluarga dengan temulawak, temu hitam, kencur hingga kunyit.

Jahe memiliki banyak manfaat, seperti hal nya jahe merah. Jahe merah disebut juga dengan jahe sunti. Salah satu ciri fisik yang paling ketara dari tanaman rempah satu ini adalah warnanya. Jahe merah atau Zingiber officinale var. rubrum mempunyai kulit rimpang yang berwarna hijau kemerahan dengan bagian dalam yang berwarna merah muda sampai kuning. 

Ukuran rimpang jahe merah lebih kecil ketimbang jahe biasa, dan ruasnya pun cenderung rata dan sedikit menggembung. Tak hanya itu, kandungan dan rasanya pun berbeda. Jahe jenis ini mempunyai rasa yang lebih pahit dan pedas dari jahe biasanya karena mengandung minyak astri lebih banyak.

Pengolahan pupuk kompos di tempat pengolahan milik Pemda (Foto:istimewa untuk Batamnews)

Tak seperti jahe biasa, jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan.

Melihat banyaknya manfaat dan nilai pasar yang tinggi, Koordinator Komunitas Jahe Merah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Akhmad Syukri mengajak masyarakat Kabupaten Lingga untuk membudidayakan tanaman ini.

"Kami Komunitas Jahe Merah Provinsi Kepri di bawah naungan Komunitas Jahe Merah Akar Emas Semesta mengajak warga Lingga untuk ikut bersama-sama menanam jahe merah organik, karena tanaman ini bisa memberikan lapangan kerja secara mandiri," kata dia kepada Batamnews, Rabu (15/7/2020).

Akhmad Syukri pun mengajak warga Lingga untuk bergabung ke Komunitas Jahe Merah Akar Semesta, lewat semai serentak yang selalu digelar komunitas setiap bulannya. Bagi warga yang ingin bergabung bisa membuka link form semai serentak dan mengisi data-data yang diperlukan dengan bergabung di grup telegram lewat link https://t.me/joinchat/LeisGBpW5HxOBO18_e9zBg. 

"Kami memiliki skema Semai Serentak di setiap bulannya, tujuannya adalah dari kita lakukan semai dibulan tersebut, 10 bulan kedepan kita bisa panen secara berkala setiap bulannya, kemudian yang terdaftar lah yang berhak hasil panennya kita bantu salurkan ke calon buyer dan akan resmi menjadi anggota komunitas Akar Emas Semesta," ujarnya.

Baca halaman berikutnya...

 

Ia menjelaskan, untuk di Kepri sendiri, dengan dikoordinatori dirinya saat ini sudah memiliki keanggotaan lebih dari 50 orang. Tak hanya berasal dari Lingga, anggotanya juga ada dari Natuna, Batam dan Bintan.

"Akar Emas Semesta baru berdiri pada bulan Maret dan sudah memiliki anggota di seluruh wilayah Indonesia. Semai serentak yang digelar tiap bulan ini juga bertujuan untuk mempermudah data tonase panen jahe merah, sehingga bisa dibantu pemasarannya kepada buyer perusahaan, baik nasional maupun internasional. Karena Akar Emas Semesta sudah ada kontak dengan buyer yang ada di Belanda dan India," sebut Syukri.

Jahe merah tersebut ditanam secara organik. Artinya, semua para pegiat jahe merah organik, sangat tidak disarankan menggunakan apapun yang mengandung unsur kimia. Dengan demikian, Akar Emas Semesta membuat SOP untuk bisa dijadikan acuan, serta modul sebagai pendukungnya.

"Jadi disusun SOP tersebut dengan semudah dan semurah mungkin tanpa mengesampingkan hasil yang maksimal. Harapan nya kita semua bisa sukses secara bersama-sama, dengan tetap fokus pada proses bukan pada hasil, karena kami yakin proses yang baik, hasilnya pun akan baik," pungkas Syukri.

Pria yang juga menjabat sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Lingga ini melanjutkan, saat ini ia juga telah memproduksi pupuk kompos. Dengan ini diharapkan dapat mensukseskan penanaman jahe merah organik di Negeri Bunda Tanah Melayu.

Koordinator Komunitas Jahe Merah Provinsi Kepri yang sekaligus menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Lingga, Akhmad Syukri (Foto:Ruzi/Batamnews)

"Mengingat sumber sampah kota masih banyak dan belum efektifnya bank sampah, jadi saya manfaatkan sampah-sampah yang ada jadi kompos di tempat pembuatan kompos milik pemerintah untuk contohnya. Sekarang sudah siap 1,5 ton," tuturnya.

Kompos yang ia buat merupakan campuran kotoran hewan (kohe) kambing dan sapi (lembu), serta campuran sampah pasar. Kemudian ditambah dengan serbuk sabut kelapa (cocopeat).

"Jadi nantinya bagi warga yang membutuhkan pupuk kompos, mereka bisa memesan pada saya. Ini juga untuk mendukung program semai serentak tiap bulannya. Jadi tidak susah lagi cari pupuk kompos," kata Syukri.

Dengan demikian, ia berharap masyarakat Kabupaten Lingga dapat ikut bersama-sama menanam jahe merah organik. Bagi yang ingin berkonsultasi dapat menghubungi dirinya via WhatsApp. Baik untuk mendapatkan bibit, SOP atau Modul, maupun hal lainnya yang berkenaan dengan penanaman jahe merah.

"Bagi yang mau konsultasi bisa hubungi saya via WhatsApp di 0853-6544-6721. Kami harap warga Lingga dapat bersama-sama menanam jahe merah, karena kedepannya tanaman ini memiliki peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru di tengah masyarakat," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews