Kadin Prediksi Industri Pariwisata akan Pulih di 2023

Kadin Prediksi Industri Pariwisata akan Pulih di 2023

Kawasan Wisata Lagoi. (Foto: Dok/Batamnews)

Jakarta - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pariwisata, Kosmian Pudjiadi memperkirakan puncak penyebaran virus berakhir pada triwulan IV-2020. Sebab, dia melihat pengendalian yang dilakukan pemerintah kurang efektif.

"First wave mungkin baru mencapai puncaknya pada akhir tahun 2020," kata Kosmian dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) bersama Komisi X, DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Akibatnya, industri pariwisata baru akan mulai memasuki masa pemulihan pada tahun 2023. Yakni 1,5 tahun setelah ditemukannya vaksin jika merujuk data World Tourism Organization (WTO).

Kosmian menjelaskan pemulihan industri pariwisata di Indonesia sangat bergantung pada penurunan jumlah kasus baru orang terjangkit virus corona. Selain itu, pencabutan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di suatu daerah juga ikut memengaruhi.

Begitu juga dengan negara lain. Industri pariwisata sangat tergantung pada kebijakan negara lain yang mengizinkan warganya berkunjung ke Indonesia. "Semua bergantung pada kapan negara lain berani mengizinkan warganya berkunjung ke Indonesia, terutama kapan penggunaan vaksin virus" kata Kosmian.

Pemulihan di sektor pariwisata juga bergantung pada tata cara penanggulangan penyebaran Covid-19. Saat ini, cara yang digunakan yaitu mengandalkan rapid tes biasa untuk melakukan screening, lalu menggunakan PCR untuk memastikan

Namun hal ini tidak akan bisa memastikan seseorang bisa berlibur tanpa bayang-bayang virus corona. Dua alat tes tersebut belum bisa meyakinkan seseorang berlibur dengan aman.

Selain itu, pemulihan di sektor ini juga bergantung pada stimulus ekonomi terhadap suplai. Lalu stimulus ekonomi terhadap instansi pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat untuk bisa berkunjung dan berkegiatan di tempat wisata.

Termasuk stimulus ekonomi terhadap industri pendukung pariwisata. Terutama pada jasa transportasi. "Kalau tiket pesawat jadi mahal, dampaknya akan besar," tutupnya.


Mulai Naik di Kuartal III-2020

Kosmian memprediksi, industri pariwisata pada triwulan III-2020 sudah ada peningkatan. Peningkatan kunjungan lokal lewat jalur darat seiring dengan relaksasi kebijakan PSBB.

"Sudah ada peningkatan kunjungan lokal via darat," katanya.

Okupansi di industri pariwisata sudah meningkat menjadi sekitar 10 persen sampai 15 persen. Namun, khusus pariwisata di Bali, masih belum menunjukkan peningkatan. Sebab, bandara di Bali masih tertutup untuk wisatawan mancanegara. Apalagi turis mancanegara juga belum mendapatkan izin untuk keluar dari negara asalnya.

"Airport masih tertutup untuk asing dan asing juga masih lockdown , maka okupansi masih hampir nol persen," tutur Kosmian.

Dia mengatakan, pengusaha yang membuka usahanya secara sukarela pada masa pandemi juga tetap mengalami kerugian. Sebab biaya untuk menerapkan protokol kesehatan ternyata sangat mahal.

Pembatasan kapasitas sampai 50 persen dan alat pencegahan penularan virus membuat biaya mahal. Sehingga berdampak pada penurunan pendapatan. "Semua itu membuat biaya menjadi mahal yang berdampak atas penurunan profit margin," tutupnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews