Jembatan II Dompak Diperkirakan Bisa Digunakan Akhir Desember

Jembatan II Dompak Diperkirakan Bisa Digunakan Akhir Desember

Foto: Sutana/Batamnews

Tanjungpinang - Jembatan II Dompak, yang saat ini tengah diperbaiki karena tiang utama penyangga jembatan keropos, akan bisa digunakan kembali pada akhir Desember 2020 mendatang.

Anggota DPRD Kepri dapil Tanjungpinang, Rudi Chua, meninjau pelaksanaan perbaikan jembatan tersebut, Kamis (9/7/2020) di masa resesnya.

"Saya turun langsung untuk mengetahui sudah sejauh mana proses perbaikan jembatan ini. Dari pemaparan pihak kontraktor dan Dinas PUPRP Kepri perbaikan akan selesai akhir Desember 2020 mendatang," kata Rudi.

Dari tahap awal perbaikan jembatan ini lanjut Rudi, pekerjaan hingga saat ini baru mencapai 10,7 persen.

Dengan angka pekerjaan yang sudah dikerjakan sebesar itu, artinya ada deviasi atau kelebihan pekerjaan sebesar 2,7 persen dari target 8 persen.

"Ada percepatan pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Kita harapkan seperti itu terus agar lebih cepat siapnya," harap Rudi.

Ditambahkan Rudi, walau nantinya pada Desember 2020 perbaikan jembatan sudah siap, tidak langsung bisa dilintasi atau digunakan secara full oleh semua kendaraan.

Jembatan akan diuji coba terlebih dulu, dan yang boleh melintas jembatan ini hanya kendaraan yang memiliki berat dibawah 3 ton.

Sejalan uji coba, akan dievaluasi kelayakannya. Bila uji coba dan evalusi ini hasilnya baik, maka jembatan ini akan digunakan secara full.

"Kita mengharapkan masyarakat untuk memahami ini, sebab ini demi keamanan dan kebaikan bersama," ujar politisi Hanura ini.

Kabid Bina Marga PUPRP Provinsi Kepri, Rodi Yantari mengatakan, secara keseluruhan pekerjaan perbaikan Jembatan II Dompak sudah sesuai jadwal walau saat awal pekerjaan menemui kendala.

"Diawal pengerjaan ada kendala, sebab tengah mewabahnya Covid-19. Saat itu sulit mendatangkan tenaga ahli dan alat dari luar daerah, karena terbatas transportasi," tutur Rodi.

Ditambahkan Rodi, perlu diketahui tenaga kerja perbaikan jembatan ini hampir 70 persen merupakan masyarakat lokal. 30 persen lainnya merupakan tenaga ahli dari pihak kontraktor sendiri.

"Kita perdayakan masyarakat di sekitar jembatan ini. Karena jembatan ini dekat dengan pemukiman penduduk," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews