Banyak Tanda Penganiayaan di Tubuh ABK WNI Kapal Ikan China

Banyak Tanda Penganiayaan di Tubuh ABK WNI Kapal Ikan China

Polisi mengevakuasi jenazah Hasan Afriandi dari atas kapal Lu Huang Yuan Yu 118 yang dicegat petugas gabungan saat melintas di perairan Batam-Singapura. (Foto: Yude/Batamnews)

Batam - Jenazah Hasan Afriandi, ABK kapal ikan China yang meninggal akhirnya divisum. Hasan yang merupakan warga Lampung itu bekerja di kapal tersebut bersama sejumlah WNI lainnya.

Namun ketika Kapal Lu Huang Yuan Yu 118 dan Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 dicegat aparat gabungan RI di perairan perbatasan Singapura dengan Batam, ditemukan jasad Hasan disimpan di sebuah ruangan pendingin ikan. Pria itu dikabarkan sudah meninggal 20 Juni lalu.

Baca juga:  Identitas 21 Pekerja WNI yang Diamankan Petugas dari Dua Kapal Ikan China

Kedua kapal ikan itu ditahan aparat dan digiring ke Lanal Batam. Terdapat 21 ABK asal Indonesia lainnya dari kedua kapal tersebut dan sejumlah awak kapal dari China.

Jenazah Hasan yang divisum di RS Bhayangkara Polda Kepri di Batam keluar, Kamis (9/7/2020) sore.

Kapolda Kepri, Irjen Pol Aris Budiman mengakui adanya jejak penganiayaan di tubuh Hasan. “Hasil visumnya sudah keluar, dan hasilnya jelas ada penganiayaan,” ujar Irjen Aris.

Di tempat yang sama, Kabid Dokkes Polda Kepri Kombes Pol dr Mohammad Haris menyebutkan,di tubuh Hasan, ditemukan banyak tanda-tanda kekerasan.

“Saat pemeriksaan luar, ditemukan luka memar pada bibir dada dan punggung. Itu menandakan saat masih hidup ada penganiayaan,” kata Haris.

Petugas gabungan menangkap dua kapal ikan berbendera China yang di dalamnya banyak mempekerjakan tenaga WNI. Dari 22 orang WNI, satu orang meninggal ditemukan jenazahnya disimpan di peti pendingin (freezer) untuk mengawetkan ikan di kapal itu.

Baca juga: Jenazah ABK WNI Dievakuasi Petugas dari Freezer Kapal Ikan China

Sebelumnya informasi beredar di medsos yang memperlihatkan ABK WNI tengah menggotong jenazah rekannya. Akhirnya TNI/Polri bersama instansi lainnya menelusuri informasi tersebut dan berhasil mencegat serta mengamankan kedua kapal saat melintasi perairan Batam sebelum memasuki perairan Singapura.

Isu perbudakan modern di kapal ikan China sedang hangat diperbicangkan di tanah air, setelah video pelarungan jenazah beberapa waktu lalu.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews