Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca di Langit Duriangkang

Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca di Langit Duriangkang

Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca di Langit Duriangkang

Batam – Waduk Kota Batam terus mengalami penyusutan. Setelah Waduk Sei Harapan sempat berada di Ambang krisis, waduk Duriangkang sebagai penyuplai air bersih utama di Kota Batam juga sempat mengalami defisit air hingga 225 liter per detik. 

Hal ini disebabkan curah hujan yang turun di Batam berkurang menjadi 2000 mm per hari. Curah hujan yang turun juga tidak bisa tampung maksimal karena menurunnya kehandalan daerah tangkapan air. Selain itu kebutuhan air juga meningkat akibat pertumbuhan penduduk. 

Mengatasi ancaman kekeringan di Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) lakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). 

Teknologi ini mulai dilakukan sejak 11 Juni 2020, untuk mengembalikan level permukaan air ke titik normal sehingga mampu mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat di musim kemarau. 

Penerapan TMC di Batam sengaja dilakukan pada musim hujan karena bergantung pada potensi awan untuk memastikan keberhasilan penerapan teknologi tersebut. 

“Tidak bikin musim panas karena awan tidak ada. Kalaupun ada bukan awan berpotensi hujan. Karena penyemaian awan, 20 – 30 persen bergantung pada potensi awan,” kata Koordinator Tim TMC, Sutrisno. 

Proses penerapan TMC di Batam menggunakan bahan semai flare karena dinilai sesuai dengan kondisi topografi Kota Batam. 

Proses pelaksanaan TMC dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, dimulai dengan briefing, analisis potensi hujan dan penyemaian.  

Proses penyemaian dilakukan menggunakan pesawat pesawat mengelilingi awan diatas waduk, dengan membakar tabung flare yang dipasang di sayap pesawat. 

Dalam satu hari proses penerbangan maksimal bisa dilakukan hingga dua kali. Rentang waku turunnya hujan dari proses penyemaian membutuhkan waktu 0-4 jam tergantung besarnya awan. 

Dari Pengadaan TMC di langit duriangkang kini level permukaan air di Waduk Duriangkang telah naik hingga 37 cm pada akhir Juni 2020. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews