33,5 Juta Warga AS Minta Tunjangan Pengangguran ke Trump

33,5 Juta Warga AS Minta Tunjangan Pengangguran ke Trump

Presiden Trump (Foto:ist/merdeka)

New York - Pandemi virus Corona telah merusak pasar tenaga kerja AS. Satu dari lima pekerja Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran pertama sejak pertengahan Maret, ketika kebijakan lockdown diberlakukan di seluruh negeri.

Total klaim tunjangan pengangguran awal yang diajukan sejak pertengahan Maret menjadi 33,5 juta. Klaim pengangguran berisi pekerja yang di-PHK atau cuti, dan tingkat itu mewakili sekitar 21 persen dari total angkatan kerja AS.

Angka tersebut terus bertambah tinggi hingga kini per minggu ada 200.000 orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran.

Melansir dari CNN, Jumat (8/5/2020), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ada tambahan 3,2 juta pekerja yang mengajukan klaim pekan lalu.

Namun, klaim tunjangan pengangguran tidak semua berjalan lancar. Jika pekerja tidak memenuhi syarat saat mengajukan klaim, tunjangan yang akan didapat pun gagal.

Menanggapi krisis pengangguran, pemerintah AS menambah sektor pekerja yang akan mendapatkan tunjangan pengangguran. Penambahan termasuk pekerja kontraktor dan wiraswasta.

Data historis Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan penurunan pada pengangguran tenaga kerja AS dipatahkan secara jelas dengan kenyataan bahwa tenaga kerja AS dalam masa sulit.

"Data menunjukkan krisis ini telah menghantam seperti restoran dan bisnis ritel, tetapi sekarang telah mencapai setiap sudut ekonomi AS, dari manufaktur hingga industri kesehatan," kata Andrew Stettner, rekan senior di The Century Foundation .

Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan lebih dari 20 juta orang kehilangan pekerjaan di AS padaa April lalu. Laporan pekerjaan resmi Biro Statistik Tenaga Kerja yang disurvei oleh Refinitiv memperkirakan akan ada 22 juta orang kehilangan pekerjaan dan tingkat pengangguran mencapai 16 persen. Ini menjadi PHK terburuk dalam sejarah AS.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews