Apindo Ingatkan Penundaan Rationing Air Bisa Jadi Bumerang Bagi Batam

Apindo Ingatkan Penundaan Rationing Air Bisa Jadi Bumerang Bagi Batam

Ilustrasi.

Batam - Walaupun pelaksanaan rationing (penjatahan suplai air) terhadap pelanggan dari Dam Duriangkang sempat ditunda, proses ini tetap tidak bisa dihindari Kota Batam. Tinggal menghitung hari, proses ini akan tetap diterapkan. 

Di tengah penundaan proses rationing, persediaan air di waduk Duriangkang juga semakin mengkhawatirkan. Terlebih hujan yang sempat turun di Kota Batam juga tidak mempengaruhi volume air waduk. 

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam Rafki Rasyid mengatakan mengapresiasi kebijakan penundaan tersebut. Namun baik Badan Pengusahaan (BP) Batam maupun PT Adhya Tirta Batam harus segera melakukan langkah konkret, agar kebijakan tersebut tidak jadi boomerang. 

"Namun walaupun begitu kami belum melihat langkah konkret dari pihak BP Batam dalam menambah air baku di waduk Duriangkang yang saat ini mengalami penurunan cukup tajam. Jika tidak cepat diatasi batalnya rationing ini bisa jadi bumerang nantinya. Karena jika air baku di Duriangkang habis sama sekali akibat batalnya rationing ini, maka musibah besar bagi Kota Batam," kata Rafki, Sabtu (21/3/2020). 

Terakhir PT ATB menyebutkan elevasi air sudah berada di level 3,3 meter dibawah bangunan pelimpah. Dimana setiap harinya level air mengalami penurunan sedalam 2 centimeter. 

Saat berada di titik 3,4 dan rationing dilakukan  intake tanjung Piayu langsung otomatis lagi tidak berproduksi sebagaimana mestinya. Sehingga persediaan air baku di Dam Duriangkang telah hilang sebanyak 250 liter perdetik. 

Hal ini akan berdampak langsung pada pelanggan di Tanjung Piayu, setelah itu aliran air ke pelanggan Batam center juga akan ikut terdampak. 

Proses pemulihan pasca penjatahan bisa terjadi semakin lama terutama didaerah tinggi dan terjauh. 

"Jadi kita sarankan BP Batam segera action menjalankan rencananya hal itu harus secepatnya dilakukan. Karena jika tidak  persediaan air di waduk Duriangkang benar benar akan habis," ujar Rafki. 

Rafki juga minta pemerintah daerah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menghemat penggunaan air. "Pola penggunaan boros air di masyarakat juga akan memicu lebih cepat krisis air di Batam," ucapnya. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews