Pakar: Industri Penerbangan Singapura `Sangat Rentan` terhadap Covid-19

Pakar: Industri Penerbangan Singapura `Sangat Rentan` terhadap Covid-19

Ilustrasi.

Singapura - Dengan semakin banyaknya negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan untuk mencegah wabah COVID-19, Singapura dibiarkan "sangat rentan" karena statusnya sebagai pusat penerbangan, kata para analis.

Dilansir Channel News Asia, pengangkut yang lebih kecil mungkin juga akan mengalami peningkatan selama periode ini, karena penurunannya permintaan, catat mereka.

Hal ini terjadi ketika masyarakat Singapura disarankan pada hari Rabu (18/3/2020) untuk menunda semua perjalanan ke luar negeri dengan segera karena risiko yang lebih tinggi untuk membawa kasus COVID-19 ke Singapura.

Singapura memiliki 313 kasus virus korona, yang telah menginfeksi lebih dari 200.000 di seluruh dunia, yang mengakibatkan lebih dari 8.000 kematian.

Pembatasan seperti itu telah berdampak pada industri penerbangan, dengan sejumlah maskapai menunda penerbangan.

Pada hari Selasa, Singapore Airlines (SIA) mengatakan akan memotong kapasitasnya sebesar 50 persen, yang dikaitkan dengan peningkatan pembatasan perjalanan sebagai akibat dari penyebaran COVID-19 di berbagai negara.

Secara terpisah, Jetstar Asia yang berbasis di Singapura mengumumkan akan menerbangkan seluruh armada 18 pesawat Airbus 320, dengan semua penerbangan ditunda selama setidaknya tiga minggu, dari 23 Maret hingga 15 April.

Dalam sebuah laporan minggu ini, Pusat Penerbangan CAPA mengatakan bahwa dampak pembatasan perjalanan karena COVID-19 akan membuat "sebagian besar maskapai penerbangan dunia" bangkrut pada akhir Mei tahun ini.

Koordinasi pemerintah dan tindakan industri akan diperlukan untuk menghindari bencana seperti itu, kata badan industri yang berbasis di Sydney.

(gea carnando)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews