Penjelasan soal Proses Corona hingga Menyebabkan Kematian

Penjelasan soal Proses Corona hingga Menyebabkan Kematian

Juru bicara pemerintah khusus penanggulangan virus corona Achmad Yurianto saat menyampaikan konferensi pers. (Foto: Antara)

Batam -  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan status infeksi virus corona (Covid-19) sebagai pandemi atau penyakit menjangkit lebih banyak orang di hampir seluruh dunia dalam waktu bersamaan. Di Indonesia, sudah terdapat 96 kasus positif corona dengan lima kematian dan delapan orang dinyatakan sembuh atau negatif.

Juru bicara pemerintah khusus penanggulangan virus corona Achmad Yurianto menjelaskan dua mekanisme virus corona menyerang organ tubuh manusia hingga, mengakibatkan kematian.

Berdasarkan kasus Covid-19, Yurianto menjelaskan, gejala klinis awal yang terlihat ketika virus menginfeksi tubuh adalah demam, batuk, dan pilek.

"Untuk gejala klinis, 80 persen panas, 60 persen adalah batuk, 50 persen pilek. Selalu munculnya ini gejala awal," kata Yurianto di Jakarta, Rabu (12/3/2020).

Saat gejala awal tersebut muncul, tindakan penanganan untuk mengatasi gejala harus segera dilakukan agar infeksi tak meluas ke bagian tubuh lain. Sebab jika tidak, infeksi di saluran pernapasan atas akan bergerak ke saluran pernapasan bawah yakni paru-paru dan menyebabkan pneumonia.

"Jika dibiarkan menjadi berat maka berikutnya akan kesulitan bernapas, ditandai dengan pneumonia," ucap Yurianto.

Pneumonia merupakan kondisi paru-paru yang mengalami radang. Kondisi ini dapat menyebabkan paru-paru kekurangan oksigen. Akibatnya, suplai oksigen ke organ lain pun ikut berkurang sehingga mengakibatkan kegagalan organ.

Kegagalan organ tersebut yang kemudian menyebabkan kematian.

"Begitu kekurangan oksigen akan kompleks. Organ yang terkena akan diawali dengan gagal ginjal, gagal jantung, kegagalan liver, hingga akan jatuh pada multi organ failure atau beberapa organ gagal. Ini yang menyebabkan kematian," ungkap Yurianto.

Pada kasus lain, pneumonia menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga memunculkan infeksi bakteri yang menyebabkan sepsis. Ketika daya tahan tubuh turun, jumlah bakteri di usus besar tidak terkendali dan menyebabkan infeksi menyeluruh.

"Pada kondisi kekebalan tubuh bagus, jumlah bakteri terkendali. Tapi kalau daya tahan tubuh tidak kuat, bakteri tumbuh dengan luar biasa banyak sehingga muncul infeksi menyeluruh yang dikenal dengan sepsis," terang Yurianto.

Sepsis merupakan respons ekstrem tubuh terhadap infeksi. "Sepsis bakteri yang sering menyebabkan kematian," tutur Yurianto lagi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews