Baru Ada Solusi Jangka Pendek Tangani Penyusutan Dam Duriangkang

Baru Ada Solusi Jangka Pendek Tangani Penyusutan Dam Duriangkang

ATB dan BP Batam melakukan konfrensi pers, Kamis (5/3/2020) terkait masalah menyusutnya suplai ari dari Waduk Duriangkang, Kota Batam yang selama ini menyuplai kebutuhan ratusan ribu pelanggan di Kota Batam.

Batam - Susutnya stok air di Dam Duriangkang sebagai waduk utama di Kota Batam menjadi alasan PT Adhya Tirta Batam memberlakukan penjatahan (rationing) suplai air ke ratusan ribu pelanggan.

Head of Corporate Secretary PT ATB Maria Jacobus mengatakan, permukaan air di dam tersebut mencapai level -3,23 meter seiring dengan minimnya curah hujan sejak awal tahun ini.

"Pada 1 Maret 2020 level dam di batas pelimpahan air spillway mencapai -2,97 meter dan kini kondisi waduk kita terus menurun, dan di spillway air sudah mulai kering, serta ada beberapa eceng gondok tumbuh," kata Maria, Kamis (5/3/2020).

Selain minimnya curah hujan, pengambilan dan konsumsi air baku di Batam juga terus mengalami peningkatan yang pesat. Jika hujan tak turun dan penyusutan terus terjadi, stok air di Dam Duriangkang hanya akan bertahan hingga 13 Juni 2020.

"Jika elevasi Dam Duriangkang mencapai -5,0 meter maka dam akan shut down 2.500 liter perdetik, Mukakuning shut down 300, DAM (Duriangkang) tidak ada air sama sekali dan tidak beroperasi. Namun BMKG memperkirakan curah hujan di Kepri akan terjadi di April dan Mei," ujar Maria

Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan Badan Pengusahaan (BP) Batam Binsar Tambunan menyebutkan minimnya curah hujan berakibat terhadap kapasitas air di Dam Duriangkang.  Sebelumnya, kapasitas tampung dam mencapai 100 juta meter kubik.

"Hanya sekitar 40 juta meter kubik yang ada. Yang mana setiap hari muka air turun dua cm dan kini sudah 20 centimeter," kata Binsar.

Solusi jangka pendek

Solusi jangka pendek yang akan dilakukan BP Batam salah satunya menjalin kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk membuat teknologi hujan buatan.

"Minggu depan BPPT akan datang untuk melakukan penandatanganan MoU dengan BP Batam dan kajian pemilihan teknologi hujan buatan yang digunakan. Pelaksanaan kajian dilakukan selama 14 hari kerja, dan pelaksanaan hujan buatan akan dilakukan selama 1 tahun," ungkap Binsar.

Selain penggunaan teknologi BP Batam juga akan melakukan pemompaan air baku dari Waduk Tembesi ke Mukakuning karena memiliki jarak terdekat 2,9 kilometer dan diperkirakan terlaksana dalam 2 bulan.

"Kan kapasitas air 600 liter per detik di Waduk Tembesi belum terpakai jadi akan kita alihkan dan pompa ke Waduk Mukakuning untuk diteruskan ke Waduk Duriangkang yang saat ini mengalami minus 800 liter perdetik," kata dia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews