Pelabuhan Kontainer Batam Harus Lepas dari Bayang-bayang Singapura

Pelabuhan Kontainer Batam Harus Lepas dari Bayang-bayang Singapura

Ilustrasi.

Batam - Pelabuhan Batuampar ditargetkan menjadi pelabuhan modern untuk mendorong pertumbuhan industri dan menciptakan pasar baru.

Dirut PT Pelindo II Persero, Elvyn G. Masassya mengungkapkan hal itu menjadi visi kerja yang telah disusun konsorsium yang terdiri dari PT Pelindo II, PT Pelindo I, dan PT Persero Batam.

Pada tahap awal pengerjaan, kapasitas pelabuhan akan dinaikkan menjadi 800 ribu teus dan akan terus digesa hingga 2 juta teus pada tahap selanjutnya.

"Kami butuh waktu sekitar 4 tahun untuk menyelesaikan ini, tapi untuk tahap satu ini kita rencanakan selesai tahun ini dan kalian boleh tagih saya di akhir tahun," kata Elvyn.

Posisinya Batu Ampar strategis sebagai pelabuhan di Selat Malaka. Pengembangan pelabuhan terus digesa. Revitalisasi tahap satu akan dilakukan mulai Maret 2020.

Proses pengembangan ini diharapkan bisa menurunkan biaya pengiriman barang di Batam melalui pelabuhan laut dan mampu meningkatkan kapasitas pelabuhan.

Elvin mengatakan, upaya pengembangan ini untuk membuat Batam sebagai pusat logistik dan bisa bersanding dengan Singapura.

"Untuk meningatkan standar dan kapasitas pelabuhan Batu Ampar, sehingga kita bisa lepas dari bayang-bayang Singapura, tidak lagi bergantung pada Singapura dan meningkatkan daya saing," ujar Elvin.

Salah satu upaya untuk bersaing dengan Singapura adalah membuat biaya bongkar muat yang bersaing. Elvin juga mengungkapkan indikator penurunan biaya tersebut diantaranya Indikator operasional yaitu produktifitas.

Saat ini proses bongkar muat di Pelabuhan Batu Ampar membutuhkan waktu 3-4 hari. Dengan pengadaan crane sebagai pendorong logistik diharapkan bisa lebih cepat, paling lama satu hari 20 jam,

"Karena sudah ada crane ada istilah box crane per hour, Jadi 25 box perjam, dimana sebelumnya 25 box mungkin akan memakan waktu 2 hari," ucapnya.

Lalu real in time atau jangka waktu operasional juga dinilai penting. Ada indikator keuangan di mana jumlah box kontainer harus lebih tinggi dan kapasitasnya harus meningkat. Sehingga pendapatan juga akan meningkat.

"Sekarang ini semua transhipment singgah di Singapura, seperti yang kita tahu ada antrian untuk kapal tersebut dimana per-tahun antrian Singapura 30 juta teus. Sekarang kalau kita masuk restoran antriannya panjang, pasti lebih milih ke restoran sebelah yang antriannya tidak begitu panjang kan?" Ungkap Evelyn

Untuk itu, pengembangan dermaga akan diperdalam lagi hingga 12 meter di bawah permukaan laut. Dan kawasan penumpukan kontainer akan diperluas, dari 2 hektar menjadi 12 hektar. Sehingga kapal besar bisa bersandar dan melakukan pengiriman langsung ke negara tujuan.

"Bagaimana bisa pindah, tentu konstruksinya dan servis harus bagus. Yang kedua kita tahu Batam inikan tempat produsen ada manufaktur, industri dan sebagainya yang mereka outgoing atau ekspor. Tapi sekarang masih kami hitung bagaimana caranya untuk berkompetisi tapi kami sebagai BUMN pasti ingin modal yang kita investasikan kembali," jelas Elvyn.


Ada masalah internal

Anggota Bidang Pengusahaan, Badan Pengusahaan (BP) Batam, Sjahril Japarin mengungkapkan, saat ini pendapatan BP Batam dari bongkar muat pelabuhan belum maksimal. Pada 2019 pendapatan BP Batam hanya Rp 50 miliar pertahun sehingga pengembangan ini perlu digesa.

"Target proyek ini bukanlah ingin mematikan sektor penerimaan dari Singapura, jadi dari mereka sebenarnya tidak ada masalah, karena kami hanya ingin mengambil kembali hak kami. Namun gejolak malah datang dari Internal," ungkap Sjahril.

Walau begitu, Sjahril menolak untuk memaparkan lebih lanjut mengenai pernyataannya tersebut, saat sejumlah awak media mulai mempertanyakan mengenai polemik dari sisi internal tersebut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews