Virus Corona Telah Menyebar ke-26 Negara, Indonesia Waspada!

Virus Corona Telah  Menyebar ke-26 Negara, Indonesia Waspada!

Ilustrasi.

Batam - Virus Corona kini menjadi ancaman serius dunia. Virus mematikan ini menghantui umat manusia sejak terdeteksi pada Desember 2019 lalu di Hubei, Tiongkok. Bahkan, hingga saat ini, seluruh dunia sangat ketakutan  terkait wabah virus yang berasal dari hewan liar tersebut.

Tercatat hingga, Selasa 11 Februari 2020, 1.011 telah meninggal akibat wabah virus tersebut. Melansir pusat kesehatan Hubei, virus corona akan terus menyerang kesehatan dunia. Tak hanya itu, dikutip dari Aljazeera, selain Tiongkok, virus mematikan ini kini telah menyebar ke sejumlah Negara yakni: Amerika Serikat, Australia, Belgia, Kota Macau, Filipina, Finlandia, India, Inggris, Italia, Jerman, Kamboja, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Nepal, Perancis, Rusia, Singapura, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Taiwan, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.

Dari 26 negara tersebut, Jepang merupakan Negara kedua terparah setelah Tiongkok yang terinfeksi virus corona. Rakyat Jepang hingga saat ini telah terinfeksi virus mematikan itu sebanyak 33 orang. Namun, bagaimana dengan Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan, kasus virus corona saat ini belum terdeteksi sampai ke Indonesia.

Walau begitu, organisasi kesehatan dunia (WHO) mempertanyakan keterangan yang disampaikan oleh Indonesia. Menurut mereka, virus Corona sudah masuk ke Indonesia, apalagi Negara tetangga, Singapura telah terlebih dahulu terkena infeksi virus tersebut. Oleh sebab itu, WHO mengimbau agar warga Indonesia tetap waspada.

Hingga saat ini, negeri Tiongkok menjadi korban terbanyak  terinfeksi virus Corona yakni 42.200 orang. Bahkan, jumlah itu disebut-sebut akan terus tertambah, sebab wabah virus ini sangat cepat menular.

 

Kekhawatiran ahli Harvard

Ketiadaan kasus virus corona di Indonesia memicu kekhawatiran peneliti Harvard.

Menurutnya, ketiadaan tersebut mungkin berarti virus sebenarnya telah menyebar, tetapi tak terdeteksi. Jika itu terjadi, menurut dia, ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.

“Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengharapkan telah melihat beberapa kasus,” ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch di Harvard TH Chan Scool of Public Health, sebagaimana dikutip VOA News.

Thailand sendiri telah melaporkan 25 kasus. Namun, berdasarkan penelitian tim mereka, menurutnya, jumlah tersebut seharusnya lebih banyak. Penelitian para ahli Harvard sendiri didasarkan pada perkiraan jumlah rata-rata penumpang pesawat yang terbang dari Wuhan ke kota-kota lain di seluruh dunia.

Melansir dari The Sydney Morning Herald, sebelumnya WHO mengingatkan agar Indonesia berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan wabah virus corona di tengah kekhawatiran belum adanya satu pun temuan kasus.

WHO menginginkan agar Indonesia meningkatkan pengawasan, deteksi kasus, dan persiapan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk apabila terjadi wabah.

Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan, mengatakan, Indonesia telah mengambil langkah konkret, termasuk penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit apabila terdapat kasus yang potensial.

"Indonesia sedang melakukan apa yang mungkin untuk dipersiapkan dan dipertahankan terhadap virus corona baru," katanya.

Namun, menurutnya, masih banyak hal yang harus disiapkan Indonesia mulai dari pengawasan, deteksi, hingga persiapan fasilitas terkait skenario bila wabah terjadi.

"Ketersediaan alat tes khusus untuk mengonfirmasi nCoV (novel coronavirus) minggu ini adalah langkah yang signifikan ke arah yang benar," ujarnya, sebagaimana dikutip The Sydney Morning Herald, Jumat (7/2/2020).

Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian dr Siswanto menanggapi penelitian ahli dari Universitas Harvard itu. Siswanto mengatakan, penelitian tersebut hanya berdasarkan kalkulasi matematis dan belum dipastikan kebenarannya.

"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel coronavirus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Senin (10/2/2020).

Ia menyebutkan, jika didasarkan perhitungan matematis, seharusnya terdapat 6-7 kasus positif virus corona di Indonesia.

Namun, pihaknya menegaskan, sampai dengan hari ini belum ada satu pun kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Litbang Kemenkes.

Kemenkes sendiri telah melakukan uji laboratorium terhadap 59 kasus dari 62 kasus yang ada. Hasilnya, tak ada satu pun spesimen yang terbukti positif virus corona, sedangkan 3 spesimen lain tengah diteliti.

"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," kata dia.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews