Ada 45 Juta Pengiriman, BP Batam Curigai Ada Importir Manfaatkan Status Batam

Ada 45 Juta Pengiriman, BP Batam Curigai Ada Importir Manfaatkan Status Batam

Ilustrasi.

Batam - Angka pengiriman barang dari luar negeri ke Indonesia tergolong tinggi. Selama 2019, tercatat ada 57,9 juta pengiriman dan Kota Batam menjadi tempat transit barang-barang kiriman.

Deputi Bidang Pengusahaan dan Investasi Badan Pengusahaan (BP) Batam, Sudirman Saad menyampaikan, barang-barang kiriman tersebut merupakan impor konsumsi.

Dari 57,9 juta pengiriman barang impor konsumsi itu, sebanyak 77,5 persen masuk dan transit melalui Batam.

"Kalau dari reseller atau dropshiper di Batam, perkiraan saya tidak mungkin mereka melakukan pengiriman barang sampai 45 juta kali, tenyata data nasional menunjukkan hal tersebut," kata Sudirman di Marketing Center BP Batam, Selasa (28/1/2020).

Adapun barang impor konsumsi yang masuk dan transit di Batam berdasarkan Harmonized System (HS) Code didominasi sepatu, tas, alas kaki dan produk tekstil.

Tingginya angka pengiriman barang ini, membuat Sudirman memerintahkan Kasubdit Lalu Lintas Barang BP Batam untuk memeriksa kembali kuota induk yang sudah ditetapkan.

"Tujuannya jangan sampai berlebihan, melebihi kebutuhan Batam," ujarnya.

Langkah itu diambil setelah BP Batam mengetahui bahwa puluhan 45 juta barang yang transit di Batam tidak semua merupakan barang reseler.

Dia curiga ada importir dan pengusaha besar di luar Batam juga turut memanfaaatkan.

"Jadi tinggal dikalikan saja 75 USD dikalikan 45 juta barang segitu pengiriman barang konsumsi dari Batam ke Indonesia," jelasnya.

Padahal Batam secara kepabeanan dirancang sebagai luar negeri dan spesialisasi Free Trade Zone (FTZ) yang berlaku di Batam hanya diperuntukkan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Batam, kebutuhan wisatawan dan mendukung operasional industri.

"Konsen kami kenapa Batam dijadikan transit barang konsumsi padahal Batam dikonsep untuk keperluan industri dan pariwisata," ucapnya.

Berbanding terbalik
Pendapat Sudirman Saad ini berbanding terbalik dengan pernyataan mantan Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo.

Pada 2018 lalu, Lukita menyampaikan dalam sebuah forum di Jakarta bahwa BP Batam tengah merancang agar pelabuhan dan bandara internasional di wilayah itu dapat menjadi hub logistik dagang elektronik (e-commerce).

“Batam ingin berkembang untuk bisa menjadi hub trade logistik. Ada dua yang bisa kami tawarkan. Perusahaan bisa simpan produknya di storage Batam dan kedua perusahaan bisa menempatkan pabriknya di Batam,” ungkap Lukita di Hotel Pullman, Jakarta, seperti dilansir kumparan, Kamis (6/9/2018).


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews