Tiga Penyu Terdampar di Lagoi Gegara Limbah Minyak Hitam

Tiga Penyu Terdampar di Lagoi Gegara Limbah Minyak Hitam

Petugas bersama wisatawan membersihkan limbah minyak hitam yang menempel di tubuh penyu yang terdampar di Lagoi, Bintan. (Foto: istimewa)

Bintan - Beberapa resort di Kawasan Pariwisata Lagoi dan Pulau Cempedak diserang limbah minyak hitam (sludge oil). Limbah itu tidak hanya mengotori pasir putih di sepanjang pantai resort-resort tersebut tetapi juga membuat penyu terdampar di sana.

Lembaga konservasi penyu di Lagoi mencatat dalam kurun waktu dua hari sudah ditemukan 3 penyu terdampar akibat limbah minyak hitam. Diantaranya di Pantai Banyan Tree Bintan dan Club Med.

Petugas kebersihan dan konservasi pantai Lagoi, Eddy mengaku akhir-akhir ini pantai di Lagoi terus diserang limbah minyak hitam. Bahkan saat ini limbah itu sangat banyak dan semakin parah. 

“Kali ini kondisinya cair, limbahnya sangat sulit dibersihkan sehingga mengotori pantai,” ujar Eddy, Senin (6/1/2020).

Ada tumpukan sampah bercampur limbah juga yang terbawa arus ke pantai ini. Bahkan lagi-lagi dia menemukan 1 ekor penyu seberat 5 kilogram. Kondisinya memprihatinkan namun berhasil diselamatkan dan pihaknya lepas kembali.

“Sehari sebelumnya satu ekor penyu juga terdampar. Lalu berhasil dievakuasi dan diselamatkan serta di lepas liarkan kembali ke laut,” jelasnya.

Limbah tersebut juga menimbulkan bau menyengat sehingga mengganggu kenyamanan wisatawan yang mayoritas merupakan wisatawan kelas atas.

“Tamu pasti komplain, tapi mau bagaimana lagi,” katanya.

Jaslan, salah seorang karyawan Cempedak Resort mengeluhkan hal yang sama. Bahkan pihaknya telah menemukan limbah minyak hitam sebanyak 9 karung. 

“Kami langsung melakukan pembersihan limbah minyak hitam di sepanjang pantai resort ini,” sebutnya.

Datangnya limbah itu ketika angin kencang disertai gelombang tinggi menghampiri Pulau Cempedak. Akibatnya seluruh pantai kotor namun demi memberikan kenyamanan dan menghindari komplain para tamu asing yang melakukan aktifitas di pinggir pantai pihaknya harus mengambil langkah cepat.

“Tiap tahun pasti ada, jadi salah satu caranya ya ketika limbah ada kami langsung bersihkan limbah tersebut. Kalau tidak akan dikomplain,” katanya.

Sementara itu, Plt. Gubernur Kepri, Isdianto mengatakan Pemprov Kepri sangat membutuhkan uluran tangan dingin pemerintah pusat untuk menangani dan menyelesaikan permasalahan limbah yang tak ada ujung pangkalnya setiap tahun.

“Kami mohon bantuan pemerintah pusat bahkan sudah kami surati juga agar segera diselesaikan persoalan limbah minyak hitam ini. Ya, Government to Government lah karena masalah ini sudah menyangkut negara tetangga,” ucapnya.

Jika tidak diselesaikan, kata Isdianto, dikhawatirkan berimbas terhadap kunjungan turis ke Bintan, khususnya Lagoi. Apalagi kawasan tersebut merupakan salah satu andalan di Kepri, yang mampu menyedot ratusan ribu turis mancanegara.

“Kita juga berharap bisa ditemukan pelaku utama yang membuang limbah minyak hitam. Sebab limbah itu bukan dibuang di wilayah 0-12 mil batas laut, tapi di zona bebas atau wilayah perairan perbatasan internasional, antara lain, Singapura, Malaysia dan Indonesia,” ucapnya lagi. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews