Polisi Periksa Kekasih Mahasiswi Makassar Meninggal Dunia Saat Hamil

Polisi Periksa Kekasih Mahasiswi Makassar Meninggal Dunia Saat Hamil

Ilustrasi.

Polisi menyelidiki kematian NW (20), salah satu mahasiswi perguruan tinggi di Makassar, Sulawesi Selatan. Polisi memeriksa kekasih perempuan tengah hamil lima bulan itu yang bernama Ardianto (18), untuk menyelidiki kematiannya.

"Ini sementara kita panggil kekasih korban, Ardianto untuk diperiksa, diambil keterangan lebih detil guna mengungkap kemungkinan adanya unsur pidana, kesengajaan dan lain-lain," kata Kanit Reskrim Polsek Tamalate, Iptu Ramli dikonfirmasi, Selasa (31/12/2019).

NW asal Buton, Sulawesi Tenggara, tidak sadarkan diri, Senin (30/12/2019) pagi kemarin. NW yang hamil dengan usia kandungan 22 pekan atau jalan lima bulan dibawa ke RS Haji oleh Ardianto dan ibu pemilik indekos tempat dia tinggal.

Di indekos Pondok Hidayani, Kecamatan Tamalate itu, NW baru tinggal sebulan dari satu tahun lamanya dia menyewa satu kamar. Saat kejadian, Ardianto kekasih korban ada di indekos itu karena persiapan bersama pulang kampung pagi harinya.

"Tapi tiba-tiba korban tidak sadarkan diri dini hari usai minuman instan. Pagi harinya korban di antar kekasihnya ke RS Haji ditemani Hajjah Ida, ibu kos. Namun nyawanya tidak tertolong lagi termasuk janin dalam kandungannya," kata Ramli.

Setelah dipastikan korban telah meninggal dunia bahkan sebelum tiba di rumah sakit, tambahnya, berkoordinasi dengan keluarga korban lewat telepon. Diputuskan, pukul 11.00 WITA, jenazah perempuan muda itu diterbangkan ke kampung halaman.

"Hasil pemeriksaan luar dokter menyimpulkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban tidak ada juga tanda-tanda sengaja dilakukan untuk aborsi. Hanya ditemukan badan membiru yang diduga karena keracunan," ujarnya.

Setelah keberangkatan jenazah ke bandara, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara di indekos NW tinggal.

"Di dalam kamar korban ditemukan saset minuman instan kira-kira ada 20 lembar dan juga satu papan obat mefenamid acid, obat penahan rasa sakit berisi 5 biji obat. Ini yang selanjutnya kita akan dalami apakah ada hubungannya dengan kematian korban yang selama hamilnya itu tidak pernah periksa ke puskesmas dan rumah sakit," kata Ramli.

 

Diantar Pacar ke Rumah Sakit

NW (20), mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar yang tengah hamil tua, sebelumnya pingsan di indekos, Pondok Hidayani di Kecamatan Tamalate, Senin (30/12). Dia kemudian diantar Ardianto (18), pacarnya ke Rumah Sakit (RS) Haji namun nyawanya tak tertolong lagi. Termasuk janin 8 bulan yang dikandungnya turut meninggal dunia

Kejadian memilukan ini dibenarkan oleh Kapolsek Tamalate, Kompol Arifuddin. Kata dia, korban diantar ke RS Haji pukul 05.00 WITA, oleh pacarnya bernama Ardianto, sehari-harinya kerja sebagai buruh harian asal Buton, sekampung dengan korban. Turut pula mengantar, ibu kos korban dengan harapan segera mendapat pertolongan medis setelah korban pingsan.

"Setelah ditangani, dokter menyatakan korban telah meninggal dunia diperkirakan satu jam sebelum tiba di rumah sakit. Bayi dalam kandungannya juga meninggal dunia," kata Kompol Arifuddin.

Keterangan saksi Ardianto, ucapnya, sebelum meninggal, korban kerap mengeluh sakit kepala dan rasa sakit pada bagian perutnya. Dan Senin dini hari, pukul 03.30 wita, korban mahasiswi asal Buton ini tiba-tiba pingsan. Dicoba untuk menyadarkan namun tak kunjung berhasil, akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

"Pengakuan saksi, tidak pernah berniat untuk menggugurkan kandungan korban. Dan hasil pemeriksaan medis menunjukkan, tidak ditemukan tanda tanda kekerasan pada tubuh korban. Hanya kondisi bibir dan jari jari korban sudah membiru," kata Kompol Arifuddin.

Ditambahkan, Pukul 06.00 Wita saksi menghubungi keluarga korban yang berada di Pulau Wakatobi. Dan pukul 11.00 Wita jenazah korban dibawa ke bandara Sultan Hasanuddin untuk diberangkatkan ke kampung halaman almarhumah.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews