Ayatollah Khamenei Minta Umat Kristen dan Islam Hormati Yesus

Ayatollah Khamenei Minta Umat Kristen dan Islam Hormati Yesus

Ayatollah Ali Khamenei di dekat pohon Natal.

Iran - Pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei meminta umat Kristen dan Islam mengikuti ajaran Yesus untuk melawan para Firaun dan tiran, lapor media pemerintah.

Dalam pidato malam Natal, Khamenei menasihati semua pengikut Yesus untuk mengikuti ajarannya dalam kehidupan dan perbuatan mereka, menurut kantor berita Tasnim.

Umat Kristen meyakini Yesus adalah anak Tuhan, dengan jutaan orang di dunia merayakan kelahirannya pada Rabu (25/12) lalu. Muslim juga percaya pada Yesus atau Isa, tapi menganggapnya sebagai Nabi, bukan anak Tuhan.

"Penghormatan umat Islam kepada Yesus Kristus (damai besertanya) tidak kurang dari posisinya dan kemuliaannya di mata orang-orang yang beragama Kristen," kata Khamenei dalam sebuah kicauan di Twitter yang disertai dengan foto yang menunjukkan dia berada di dekat pohon Natal yang dihiasi dengan Santa Claus dan dekorasi rusa dan lampu kelap-kelip.

"Hari ini, banyak yang mengaku mengikuti Yesus Kristus mengambil jalan berbeda darinya. Petunjuk Yesus, putra Maryam (damai atas Nabi kami dan Maryam) adalah pedoman untuk menyembah Tuhan dan menghadapi Firaun dan tiran," lanjutnya, dilansir dari Alaraby, Senin (30/12/2019).

Khamenei menjelaskan, mengikuti Yesus membutuhkan ketaatan pada kebenaran dan kebencian terhadap kekuatan anti-kebenaran.

"Diharapkan bahwa umat Kristen dan Muslim di setiap bagian dunia akan mematuhi pelajaran besar dari Yesus (damai atasnya) dalam hidup dan perbuatan mereka," lanjutnya.

Penganut Kristen di Iran adalah minoritas, dimana jumlahnya lebih dari 300.000. Beberapa dari mereka adalah keturunan Armenia atau Assyria, tetapi persentase yang meningkat dari komunitas ini dilaporkan berpindah dari Islam.

Kristen Iran, khususnya yang berpindah keyakinan dari Islam, menghadapi diskriminasi dan persekusi. Pindah agama di Iran terancam mendapat hukuman mati.

Pakar HAM PBB tahun lalu menuding orang-orang Kristen menjadi sasaran persekusi karena kepercayaan mereka.

"Anggota minoritas Kristen di Iran, khususnya mereka yang telah pindah agama, menghadapi diskriminasi berat dan persekusi agama," jelasnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews