Awas! Tidur Terlalu Lama Tingkatkan Risiko Stroke

Awas! Tidur Terlalu Lama Tingkatkan Risiko Stroke

Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

Jakarta - Selayaknya makan dan olahraga, tidur juga menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Dengan tidur, tubuh tak hanya beristirahat, tapi juga memberikan waktu bagi sel-sel atau jaringan yang rusak untuk memperbaiki diri.

Agar manfaat tidur menjadi optimal, seseorang harus menjaga durasi tidur sesuai usianya. Menurut National Sleep Foundation, rekomendasi jam tidur bagi bayi yang baru lahir yakni 14-17 jam sehari, balita 11-14 jam, anak-anak 9-11 jam, dan orang dewasa 7-9 jam setiap harinya.

Para ahli menekankan, waktu tidur yang kurang atau lebih dari batas yang direkomendasikan sangat mungkin memicu masalah kesehatan. Bahkan baru-baru ini, sebuah studi yang diterbitkan oleh Neurology mengungkap tidur terlalu lama dapat meningkatkan risiko stroke hingga 85 persen.

Lebih lanjut, tim peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, China, meneliti secara spesifik hubungan tidur siang lebih dari durasi ideal dengan risiko stroke. Mereka menemukan, tidur siang 90 menit secara teratur meningkatkan risiko stroke sebesar 25 persen, dibandingkan dengan mereka yang tidur siang singkat selama 30 menit atau tak tidur siang sama sekali.

Selain itu, tidur yang tak nyenyak juga meningkatkan risiko stroke sebesar 29 persen.

“Orang-orang, terutama usia paruh baya dan orang dewasa, harus lebih memperhatikan waktu yang dihabiskan di tempat tidur untuk tidur (malam) dan tidur siang, dan kualitas tidur," ujar Dr Xiaomin Zhang, kepala tim penelitian, dilansir Newsweek.

"Karena durasi tidur (malam) dan tidur siang yang tepat, serta mempertahankan kualitas tidur yang baik dapat melengkapi intervensi perilaku lain untuk mencegah stroke," sambungnya.

Namun, Zhang mengingatkan bahwa penelitian ini hanya mengungkap hubungan antara tidur terlalu lama dan stroke, tetapi tidak membuktikan secara langsung jika tidur terlalu lama menyebabkan stroke.

Penelitian terbaru ini melibatkan 31.750 penduduk China dengan usia rata-rata 62 tahun. Selama enam tahun penelitian, para responden secara berkala melaporkan kondisi kesehatan mereka dan mengikuti serangkaian pemeriksaan medis. Hasilnya, ada 1.500 responden yang didiagnosis menderita stroke.

Penelitian sebelumnya menunjukkan hal serupa, terdapat implikasi antara tidur berlebihan atau tidur yang tidak berkualitas dengan tingkat kolesterol tinggi dan obesitas, yang mengarah pada meningkatnya risiko stroke.

Namun perlu dicatat, penelitian ini masih terbatas karena dilakukan pada pasien usia lanjut. Dibutuhkan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan hasil penelitian yang telah ada.

Di sisi lain, Dr Salman Azhar, ahli saraf di Rumah Sakit Lenox Hill, New York City, mengatakan adanya implikasi antara tidur berlebihan dengan stroke sangat masuk akal. Sebab tidur yang terlalu lama juga berarti berkurangnya aktivitas tubuh.

“Jika Anda terlalu banyak tidur, sebenarnya aktivitas Anda berkurang dan pengurangan aktivitas mengarah pada sejumlah hal yang meningkatkan risiko obesitas, kontrol gula darah yang buruk, dan tekanan darah menjadi tidak terkendali,” ujarnya, kepada The Associated Press.

Pada 2015, sebuah studi yang diterbitkan jurnal Neurology juga meneliti hubungan tidur lama dengan stroke. Studi tersebut melibatkan 10.000 orang yang berusia 42 hingga 81 tahun dengan kebiasaan tidur di luar batas ideal. Peneliti yang melakukan pengamatan selama 10 tahun, menemukan 46 persen dari seluruh responden menunjukkan gejala-gejala kesehatan yang mengarah pada stroke.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews