Pilih Jalur Independen: Rian Ernest Tak Takut Lawan Money Politics

Pilih Jalur Independen: Rian Ernest Tak Takut Lawan Money Politics

Rian Ernest Tanudjaja. (Foto: Batamnews)

Batam - Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta, Rian Ernest Tanudjaja menyatakan niatnya ikut bersaing dalam Pilkada Batam 2020.

Hingga saat ini, Ernest mengaku masih mencari pasangan untuk maju sebagai calon wakilnya. Mantan juru bicara tim kampanye Jokowi-Ma’ruf tersebut, mengungkapkan jika ingin mencari wakil dari kalangan muda.

Saat ini dalam kandidat Calon Wali Kota Batam, Ernest merupakan kandidat termuda dengan usia 32 tahun. Dengan semangat muda yang dibawanya, dia ingin memiliki pasangan yang satu frekuensi.

“Saya ingin bergandengan dengan unsur muda yang baru, namun dengan akar yang kuat. Saya yakin perlu ada tandem untuk saling ngisi,” katanya.

Keputusannya untuk mencari wakil dari kalangan muda, karena baginya wakil bukan hanya sekedar untuk mengisi kelengkapan administrasi, tapi partner yang akan saling mengisi dan mendukung dalam menjalankan menjalankan visi dan program selama 5 tahun kedepan.

“Berpolitik enggak bisa sendiri tidak ada ceritanya hebat sendiri, harus bersama-sama. Dan wakil bukan hanya sekedar pelengkap tapi partner bekerja bersama,” ujarnya.

Tujuan Ernest untuk maju di Pilkada Batam, disebutnya ingin membawa perubahan di Batam. Terlebih dengan kondisi Batam saat ini dinilainya menjadi menarik bagi banyak kepetingan.

Mulai dari kepentingan investasi, aspirasi, politik, hingga kepemudaan. Berbagai kepentingan ini menurut Ernest tidak bisa diabaikan salah satu, harus dikelola dengan baik.

“Saya yakin membangun perubahan itu dari daerah. Dengan kondisi saat ini, Batam harusnya bisa jauh lebih maksimal, harus ada program yang cocok dan konsekuen. Saya disini memastikan Batam menjadi tempat menarik buat semua orang,” tuturnya.

Salah satu perubahan yang ingin ditunjukkan diawal, dengan mengubah budaya money politik saat pemilu. Oleh karena itu Ernest membutuhkan pasangan yang satu semangat, satu kalangan, dan satu frekuensi.

“Saya selalu sadar sistem wani piro itu kanker politik. Kalau saya lakukan wani piro, saya bagian dari masalah bukan solusi. Tapi saya punya optimis masyarakat saat ini lebih kritis. Makin sini warga juga melihat jangka menengah dan panjang,” tutupnya.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews